I. PENDAHULUAN
Penelitian pendidikan termasuk kawasan penelitian
perilaku. Sebagaimana penelitian perilaku lainnya, dalam penelitian pendidikan
sukar sekali mendapatkan jawaban yang pasti, diantara faktor penyebab adalah
kondisi dan konteks sosial/lingkungan sosial yang selalu dinamis. Ini berarti, dalam penelitian pendidikan
derajat kepastian jawaban tidak secermat dalam penelitian
ilmu-ilmu alam atau
ilmu-ilmu eksakta. Dengan perkataan lain
hampir tidak ada metode penelitian pendidikan yang sanggup menghasilkan derajat
kepastian jawaban terhadap masalah yang ditelitinya. Dilihat dari derajat kepastian jawaban,
penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan.
Tingkatan pertama yang paling rendah derajat kepastian
jawabanya adalah penelitian historis ilmiah, yaitu penelitian yang
bertujuan mengungkap kembali fakta dan peristiwa masa lalu. Tingkatan kedua adalah penelitian eksploratif yang
disebut juga dengan penelitian penjajakan.
Aspek yang diteliti dalam penelitan ini relatif lebih
luas daripada penelitian historis..
Namun karena sifatnya penjajakan, peneliti sering memberikan batasan
terhadap lingkup penelitiannya. Bila
peneliti mencoba menetapkan rancangan penelitian secara seksama seperti
pengambilan sampel yang cukup, alat pengumpul data dipersiapkan, dan
dikendalikan sesuai dengan kaidah penelitian, serta menyangkut masalah yang
aktual yang terjadi saat ini, maka penelitian tersebut meningkat kepada
penelitian deskriptif. Apabila hubungan-hubungan kausal atau
korelasional mengenai hal-hal yang telah terjadi dapat diungkapkan, maka
penelitian bersifat expost facto.
Derajat kepastian jawaban penelitianj expost facto sudah semakin
tinggi, sekalipun belum setinggi yang
diharapkan, sebab peristiwa yang telah terjadi tidak bisa dikendalikan.
Penelitian yang memiliki derajat
kepastian yang dianggap paling tinggi (ralatif) adalah penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen adalah
penelitian yang mencoba melihat masa depan sehingga bersifat prediktif. Kondisi
diatur sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan terhadap objek dilakukan,
akibat suatu perlakuan dilakukan secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan harapan
derajat kepastian jawaban semakin tinggi.
Dalam makalah ini penulis mencoba
menguraikan satu dari tingkat-tingkat metode penelitian di atas yaitu experimental
research yang dalam bahasa kita dikenal dengan istilah Penelitian Bersifat
Eksperimen (Percobaan).
II.
PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai experimental research cukup
luas, karena itu dalam makalah ini penulis membatasinya dalam hal-hal sebagai
berikut:
A. The Meaning and Classification of Experimental Research (Pengertian dan
Klassifikasi Penelitian Bersifat Eksperimen)
B. The Purpose of
Experimental Research (Tujuan Penelitian Bersifat Eksperimen)
C. The
Essential Characteristics of Experimental Research (Karakteristik Penelitian Bersifat
Eksperimen)
D. The Group Designs in Experimental Research (Bentuk-bentuk Disain
Penelitian Bersifat Eksperimen)
E. The Proccest of Experimental Research ( Proses Penelitian
Bersifat Eksperiment)
A. The Meaning and Classification of
Experimental Research
Banyak para pakar memberikan pengertian tentang
penelitian eksperimen, diantaranya
1.
Menurut Nana
Sudjana dan Ibrahim, eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian
yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap hubungan antara dua
variabel atau lebih atau mencari
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. [1]
2.
Menurut Sukardi,
suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode
sistematika guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.[2]
3.
Menurut
Sugiyono, metode eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.[3]
4. Menurut
Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, Experimental research is one of the
most powerful research methodoligies researcers can use. Of the many types of research,
it is the best way to establish cause-and- effect relationships between
variables.[4] (Riset bersifat percobaan adalah salah satu metodologi
riset yang paling kuat (tingkat
kepastiannya) bagi suatu penelitian. Banyak tipe penelitian, metode ini adalah adalah cara yang terbaik untuk menetapkan
relasi (hubungan) sebab akibat antara variabel-variabel
Berdasarkan empat definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan penelitian eksperimen adalah metode percobaan untuk
menemukan hubungan sebab akibat antara satu variabel atau lebih (variabel
bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat) atau pengaruh antara varibel pertama dengan
variabel kedua.
Misalnya :
Pengaruh
Metode Mengajar Demontrasi Terhadap Kecepatan Pemahaman Siswa Dalam Pelajaran
Fiqh.
Dari
judul riset di atas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
Variabel
pertama : Pengaruh metode mengajar demontrasi
Variabel
kedua : Kecepatan Pemahaman Siswa Dalam Pelajaran
Fiqh.
Antara
variabel pertama dengan variabel kedua dapat diteliti hubungan sebab akibat,
yang mungkin melahirkan beberapa kesimpulan.
Untuk mencari seberapa besar pengaruh
metode mengajar demontrasi terhadap kecepatan pemahaman murid, dapat dilakukan
dengan penelitian eksperimen misalnya dengan
membandingkan pemahaman murid sebelum menggunakan metode demontrasi dan
sesudah menggunakan metode demontrasi atau dengan cara membandingkan kelas yang
diajar dengan metode demontrasi dengan kelas yang diajar dengan metode lain.
Disamping itu harus diketahui bahwa kecepatan pemahaman
siswa terhadap pelajaran Fiqh tidak hannya dipengaruhi oleh metode mengajar
saja, tetapi juga oleh variabel lain, misalnya tingkat intelegensi siswa,
pengalaman, peran guru, gaya belajar dan lain sebagainya.
Di bidang pendidikan, dilihat dari segi tempatnya,
penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penelitian di dalam laboratorium
(laboratori research), penelitian perpustakaan (library research),
dan penelitian di lapangan (field research).[5] Penelitian di laboratorium dilaksanakan
peneliti di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk
meningkatkan intensitas yang lebih teliti terhadap yang diteliti. Penelitian perpustakaan disebut juga dengan
penelitian buku-buku, sedangkan penelitian selain di dalam loboratorium dan
perpustakaan disebut dengan penelitian
lapangan, penelitian ini biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati
dengan lingkungan nyata, misalnya masyarakat.
Penelitian ini biasanya lebih banyak dilakukan karena memiliki beberapa
keunggulan, seperti :
1.
Variabel
eksperimen dapat lebih kuat dilapangan dibanding penelitian di laboratorium.
2.
Lebih mudah
dalam memberikan perlakuan .
3.
Dapat dilakukan
proses eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
4.
Hasil eksperimen
lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik.[6]
Walaupun demikian, eksperimen di laboratorium juga
memiliki keunggulan, yang utama adalah bahwa penelitian eksperimen di
laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan
ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
B.
The Purpose of Experimental Research
Menurut
J. Supranto dalam bukunya, Metode Riset, menurut tujuannya ia membagi
riset kepada empat, yaitu :
1.
Untuk memperoleh familiaritas (familiarity)
dari suatu fenomena atau mencari
hubungan-hubungan baru (new relationship), agar bisa merumuskan
persoalan riset lebih tepat lagi kalau perlu untuk menemukan suatu hipotesis.
Dalam hal ini biasanya persoalan riset terlalu luas dan sifat eksploratif (to
explore = mencari/menyelidiki).
2.
Untuk mengetahui atau memperoleh
gambaran tentang sesuatu dengan jelas mengadakan opname terhadap suatu keadaan
atau suatu masalah tertentu, dengan maksud untuk menguraikan karakteristik atau
sifat-sifat dari suatu keadaan. Selain
itu juga untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu peristiwa (event)
tertentu. Bisanya disertai atau tidak
disertai dengan hipotesis-hipotesis.
Riset ini bersifat deskriptif (to
describe = menguraikan).
3.
Untuk menguji
hipotesis tentang adanya hubungan antara variabel-variabel dalam upaya untuk
mengetahui sebab-akibat (causal effect).
Biasanya persoalan bisa dirumuskan dengan jelas dalam
bentuk hipotesis-hipotesis. Riset ini
bersifat percobaan-percobaan (experiment) untuk menguji hipotesis.
4.
Untuk membuat
ramalan (forcasting) dengan menggunakan model
ekonometrik/statistik. riset bersifat
prediktif.[7]
Berdasarkan pembagian riset di atas, penulis menyimpulkan
bahwa tujuan utama penelitian bersifat
eksperimen adalah untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara
variabel-variabel (variabel bebas dan terikat) atau untuk mengetahui sebab
akibat (causal effec) melalui pengujian hipotesis dalam eksperimen.
Misalnya seperti judul riset di atas.
C.
Essential Characteristics of Experimental
Research
Menurut
Ary dalam Sukardi, penelitian eksperimen pada umumnya mempunyai tiga
karakteristik, yaitu :
1. Variabel
bebas yang dimanipulasi.
2.
Variabel lain
yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
3.
Efek atau
pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung
oleh peneliti.[8]
Nana Sudjana dan
Ibrahim, menyebutnya dengan sifat penelitan eksperimen, menurutnya ada tiga
sifat penting dari penelitian eksperimen, yakni kontrol atau pengendalian,
manipulasi atau perlakuan dan pengamatan/pengukuran.[9]
Menurut Jack R.
Fraenkel, yang termasuk ke dalam karakteristik pokok penelitian bersifat eksperimen (Essential
Characteristics of Experimental Research)[10] adalah :
1. Perbandingan
Kelompok (Comparison of Groups).
2. Manipulasi
variabel bebas (Manipulation of the
indevendent variable)
3. Melakukan
Acak (Randomization)
Berikut
penulis mencoba menguraikan secara singkat mengenai beberapa karakteristik
penelitan eksperimen tersebut.
1. Kontrol
Menurut Gay (1982), dalam Sukardi menjelaskan bahwa
:
Mengontrol merupakan usaha
peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain (bebas) pada variabel terikat
yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut (Control is an effort
on the part of researcher to remove the influence of any variable other than
the indevendent variable that ought effect performance on a devendent variable).
[11]
Control merupakan keharusan dalam metode
eksperimen. Tanpa kontrol tidak mungkin
dapat menilai secara terandalkan efek-efek dari variabel bebas. Dalam hal kontrol eksperimen ada dua asumsi
yang biasa digunakan.
Asumsi pertama. Jika dua situasi sama dalam setiap hal
kecuali satu faktor yang ditambahkan atau dihilangkan dari salah satu situasi-situasi
tersebut, maka setiap perbedaan yang timbul antara dua situasi dapat
diatribusikan kepada faktor tersebut. Penyataan seperti ini
disebut hukum variabel tunggal (the law of single variable).
Asumsi kedua. Jika
dua situasi tidak sama tapi dapat ditunjukkan bahwa tak ada satu pun dari
variabel-varibelnya signifikan dalam menimbulkan peristiwa yang sedang
diteliti, atau jika variabel-variabel yang signifikan dibuat sama, maka setiap
perbedaan yang terjadi antara kedua situasi setelah diberi suatu variabel baru
kepada salah satu system dapat diatribusikan kepada variabel tersebut. Pernyataan ini disebut hukum satu-satunya
variabel yang signifikan (the law of the single significant indevendent
variable).
Tujuan control dalam eksperimen agar peneliti dapat
mengatur situasi dan efek dari varibel dapat diteliti. Misalnya, dalam suatu studi mengenai
efek-efek yang berbeda dari dua metode mengajar, peneliti mengharapkan
mempunyai dua kelompok anak yang sama dalam segala hal, kecuali cara yang
digunakan untuk mengajar kepada anak-anak tersebut. Karena tidak mungkin mendapatkan dua
kelompok anak yang persis sama. Peneliti berusaha membentuk dua kelompok
serupa. Misalnya berkaitan dengan
prestasinya, seperti kemampuan membaca, motivasi, kecerdasan umum, dan
sebagainya. Meskipun the law of
single variable tidak dapat diikuti secara ketat, peneliti berusaha untuk
memperkirakan sedekat mungkin dalam semua variabel yang relevan.
2. Manipulasi
Yang dimaksud dengan manipulasi disini yaitu tindakan
atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh
perbedaan efek dalam variabel terikat.
Pada penelitian pendidikan dan penelitian tingkah laku, manipulasi
varibel misalnya peneliti mengambil bentuk sifat dimana peneliti melaksanakan
sesuatu sebagai penentu awal dengan kondisi yang bervariasi pada subjek yang
diteliti.
Misalnya
penelitian mengenai ”Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap kesanggupan penyesuaian diri.”
Perlakuan peneliti dalam studi ini adalah memberikan
bimbingan kelompok. Efektif tidaknya perlakuan tersebut akan terlihat pada
siswa dalam hal penyesuaian dirinya.
Perlakuan bimbingan kelompok oleh peneliti dipersiapkan sebelumnya oleh
peneliti bahkan dirancang sedemikian rupa menurut kaidah-kaidah bimbingan
kelompok. Perlakuan tersebut dilakukan
dalam satu rangkaian waktu, misalnya enam pertemuan atau lebih sehingga siswa
terkondisi oleh perlakuan tersebut.
Dengan demikian, kesanggupan penyesuaian diri secara teoritik merupakan
akibat dari layanan bimbingan yang diberikan oleh peneliti.
4.
Pengamatan/Pengukuran.
Karakteristik selanjutnya dalam suatu
penelitian eksperimen adalah adanya tindakan pengamatan/pengukuran (observasi)
yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung,
peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk
melihat dan mencatat fenomena apa yang muncul yang memungkinkan terjadinya
perbedaan di antara dua kelompok. Dengan
istilah lain agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam
variabel terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi variabel.
Dalam proses eksperimen, biasanya ada
dua kelompok variabel, yaitu variabel bebas (indevendent varable) dan
variabel terikat (devendent variable).
Peneliti dianjurkan untuk melakukan pengamatan pada variabel terikat,
yaitu variabel yang biasanya menerima akibat terjadinya perubahan secara
sistematis dalam variabel bebas.
4. Melakukan Acak (Randomization)
Suatu
aspek/pengarah penting dari banyak eksperimen adalah melakukan random/acak
kepada kelompok. Walaupun ada macam tertentu mengadakan percobaan di mana tugas
acak tidaklah mungkin, peneliti mencoba untuk menggunakan randomisasi bila
memungkinkan.. Randomisasi merupakan
suatu ramuan rumit di dalam melakukan eksperimen yang baik. Tugas acak ada yang serupa dan ada yang tidak serupa, tergantung
kepada konsep tentang pemilihan acak. Maksud melakukan random sebagai alat adalah bahwa tiap-tiap individu yang sedang dieksperimen mempunyai kesempatan dan tugas yang sama dalam kondisi-kondisi yang terkendali..
Disamping itu, tiap-tiap anggota suatu populasi mempunyai suatu kesempatan yang
sama untuk terpilih menjadi anggota itu.
Dengan melakukan random, masing-masing anggota
diberi suatu contoh nomor; jumlah yang tidak terikat (arbitrary), dan
satu tabel tentang angka-angka acak, kemudian digunakan untuk memilih anggota kelompok yang
dieksperimen.
Tiga
hal harus dicatat tentang melakukan random
kepada kelompok. Pertama, random/acak itu berlangsung sebelum eksperimen
dimulai. Kedua, random/acak tersebut merupakan suatu proses menugaskan para siswa dalam kelompok. Ketiga, random mengijinkan peneliti
untuk membagi kelompok secara benar pada awal studi. Inilah keunggulan dari
melakukan random/ acak secara umum,
lebih efektif dibanding jenis riset lain dalam memperkirakan hubungan sebab
akibat (cause-and-effect).
D. The Group Designs in
Experimental Research
Desain penelitian mempunyai dua macam pengertian,, yaitu
secara luas dan secara sempit.[12] Pengertian secara luas, desain penelitian
adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang
diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan proses penelitian, yang didalamnya mencakup
perencanaan permasalahan, merumuskan dan menentukan tujuan penelitian, mencari
sumber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode
yang digunakan, analisia data dan menguji hipotesis untuk mendapatkan hasil
penelitan, dan sebagainya.
Desain penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai
penggambaran secara jelas tentang hubungan antara variabel, pengumpulan data,
dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik peneliti maupun
orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan
antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan
oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Desain penelitian yang dibuat secara cermat
akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada kaitannya dengan penyusunan
hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian
selanjutnya.
Fungsi disain eksperimen ada dua, yaitu : Memberikan
kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian
dan memungkinkan peneliti membuat interpretasi dari hasil studi melalui
analisis data secara statistik. Oleh
karena itu peneliti harus dapat memilih disain berdasarkan kriteria tertentu.
Ada beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat
digunakan dalam penelitian, yaitu
1. Pre-experimental Design,
2.
True
experimental Design.
3.
Factorial
Design.
Macam-macam
desain ekperimental tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut :
|
|
|
|
One-shot Case Studi
|
|
||||
|
|
Pre-Experimental
|
|
One Group
Pretest-Posttest
|
|
||||
|
|
|
|
Intec-Group Compatison
|
|
||||
Macam-macam
Design Experiment
|
|
True
Experimental
|
|
Posttest Only
Control Design
|
|
||||
|
Pretest-Control
Group Design
|
|||
|
|
Factorial Experimental
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
Time-Series
Design
|
|
||||
|
|
Quasi
Experimental
|
|
Nonequivalent
Control Group Design
|
Bagan 1 : Macam-macam Desain Eksperimen
1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental
design, karena desain ini belum merupakan eksperimen yang sesunguhnya. Pada
pre-experimental design, masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya
variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secarta random.
Berdasarkan bagan di atas, bentuk pre-experimental
design ada beberapa macam yaitu : One-Shot Case Study, One group
Pretest-posttest Design, One group Pretes-posttest Design, dan Intact-Group
Comparison. Berikut penulis mencoba
menguraikan secara ringkas.
a. One-Shot Case Study.
Paradigma
dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
|
O =
Observasi (variabel dependen)
Contoh :
”Pengaruh ruang
kelas ber AC ( X ) terhadap daya tahan
belajar murid ( O ).
b. One-Group Pretes-Posttest Design
Pada desain nomor ( a ) di atas, tidak ada pretes, maka pada
desain ini terdapat pretes sebelum diberi perlakuan (treatment). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.
|
O 2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
Contoh
:
“Pengaruh
diklat terhadap prestasi kerja pegawai.” (O1 - O2)
c. Intact-Group Comparison
Pada desain terdapat satu
kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah
kelompok untuk eksperimen (yang diberi treatmen) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi treatmen). Paradigma penelitiannya
dapat digambarkan sebagai berikut :
|
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak
diberi perlakuan.
Contoh :
“Pengaruh metode
demontrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran praktek mengelas
pada SMK”
Terdapat empat kelas yang melakukan praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi
pelajaran dengan metode demontrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah
(O2). Setelah 3 bulan prestasi belajar
diukur. Bila prestasi/kompetensi siswa
yang diajar dengan metode demontrasi lebih tinggi daripada siswa yang diajar
dengan metode ceramah, maka metode demontrasi berpengaruh positif untuk
pembelajaran mengelas. (O1 – O2).
2. True Experimental Design
Dikatakan true
experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi
tertentu. Jadi cirinya adanya kelompok
kontrol dan sampel dipilih secara random.
Yang tergolong ke dalam true
experimental design sebagai berikut :
a. Posttest-Only Control Design
|
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R
). Kelompok pertama diberi perlakuan (X)
dan kelompok kedua tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok control.
Pengaruh adanya perlakuan (treatmen) adalah ( O1 : O2 ). Dalam penelitian sesungguhnya, pengaruh treatmen
dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signifikan.
b. Pretest-postest Control Group Design
Paradigma desain pretest-posttest
control Group, dapat digambarkan
sebagai berikut :
|
Dalam desain ini terdapat dua kelompok
yang dipilih secara random,kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan
awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok control. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakuan adalah ( O2 –
O1) – ( O4- O3 )
c. Factorial Design
Desain faktorial merupakan modifikasi
dari true experimenta designl,
yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel indevenden) terhadap hasil (variabel
devenden). Paradigma desain faktorial
dapat digambarkan sebagai berikut :
|
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian
masing-masing diberi pretes. Kelompok
untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretesnya
sama . Jadi O1 = O3 =
O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya
adalah Y1 dan Y2.
Misalnya :
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan pada masyarakat. Untuk itu
dipilih empat kelompok secara random.
Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan
(Y2).
Treatmen/perlakuan
(prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok pertama yang telah diberi pretest
(O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi
pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh
perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1)
– (O4 – O3) .
Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang
untuk kelompok perempuan = ( O6
- O5 ) – ( O8 - O8 )
Bila terdapat perbedaan
pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok
laki-laki dan perempuan.maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatmen
yang diberikan (karena treatmen yang diberikan sama), tetapi karena
adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan menggunakan prosedur kerja baru yang sama,
tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah
dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
4. Quasi Experimental Design
Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau
manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagian karyawan untuk
dieksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru dan
sebagian tidak. Oleh karena itu untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian maka
dikembangkan desain quasi eksperimen.
Ada dua bentuk bentuk desain quasi eksperiemn,
yaitu time series design dan nonequivalent control group design.
a. Time
Series Design
Dalam desain ini kelompok yang
digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi
pretes sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti keadaan kelompok tersebut labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.
Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment. Desain
penelitian ini hannya menggunaka satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok control.
Paradigma
desain quasi eksperiment, dapat
digambarkan sebagai berikut :
|
Hasil
pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3
= O4 dan hasil perlakuan yang baik
adalah O5 = O6 =O7 = O8.
Besarnya pengaruh perlakuan adalah ( O1 + O2 + O3 + O4 ) – (O5 +O6 + O7 +O8 )
Kemungkinan
hasil penelitan dari desain ini ditunjukan pada gambar berikut.
|
|
|
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
O1
O2 O3 O4
O5 O6 O7
O8
Bagan
2 : Kemungkinan Hasil Penelitin
Hasil Penelitian
yang baik adalah ditunjukkan pada grafik A.
Hasil pretes menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten . ( O1 =
O2 = O3 = O4 ) setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara
konsisten (O5 = O6 = O7 = O8)
b. Nenequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-postest
control group design, hannya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
|
Misalnya
:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam
pagi terhadap derajat kesehatan karyawan
sekolah. Desain
penelitian dipilih satu kelompok karyawan.
Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan
senam pagi hari dan yang setengah lagi tidak.
O1 dan O3 merupakan derajat
kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah
derjat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama satu tahun. O4 adalah derajat kesehatan karyawan
yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh
senam pagi terhadap derajat kesahatan karyawan adalah (O2- O1) – (O4 – O3).
E. The Proccest Experimental Research
Langkah-langkah penelitian eksperimen
pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Yang secara eksplisit
adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan kajian
secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2.
Mengidentifikasi
permasalahan.
3.
Melakukan studi
literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan definisi operasional yang variabel.
4.
Membuat rencana
penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan :
a.
Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen.
b.
Menentukan cara
untuk mengontrol mereka.
c.
Memilih desain
riset yang tepat.
d.
Menentukan
populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (assign) sejumlah
subjek penelitian.
e.
Mermbagi subjek
kedalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f.
Membuat
instrumen yang sesuai, memvalidasi instrumen dan melakukan pilot studi agar
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g.
Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5.
Melakukan
eksperimen.
6.
Mengumpulkan
data kasar dari proses eksperimen.
7.
Mengorganisasi
dan mendiskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
8.
Melakukan
analisis data dengan teknik statistika yang relevan.
9.
Membuat laporan
penelitian eksperimen.
Menurut Gay dalam Sukardi, dalam
penelitian eksperimen menekankan perlu adanya langkah-langkah penting seperti
berikut :
1.
Adanya
permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2.
Pemilihan subjek
yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.
Pembuatan atau
pengembangan instrumen.
4.
Pemilihan desain
penelitian.
5.
Eksekusi
prosedur.
6.
Melakukan
analisis data.
7.
Memformulasikan
kesimpulan.[14]
Demikianlah uraian penulis,
semoga dapat memberikan sumbangan bagi rekan-rekan sesama mahasiswa dan
selanjutnya diaplikasikan dalam penelitiaan yang bersifat eksperimen.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penelitian eksperimen adalah metode percobaan untuk
menemukan hubungan sebab akibat antara satu variabel atau lebih (variabel
bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat) atau pengaruh antara varibel pertama dengan
variabel kedua.
2 Diantara beberapa
keunggulan penelitian bersifat eksperimen adalah sebagai berikut :
a.
Variabel
eksperimen dapat lebih kuat di lapangan dibanding penelitian di laboratorium.
b.
Lebih mudah
dalam memberikan perlakuan .
c.
Dapat dilakukan
proses eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
d.
Hasil eksperimen
lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik.
3. Tujuan utama penelitian bersifat eksperimen adalah untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antara variabel-variabel (variabel bebas dan
terikat) atau untuk mengetahui sebab akibat (causal effec) melalui
pengujian hipotesis dalam eksperimen.
4. Penelitian eksperimen pada umumnya mempunyai
tiga karakteristik, yaitu :
a.
Ada manipulasi.
b.
Ada kontrol.
c.
Ada observasi.
5.
Menurut Jack R. Fraenkel, yang
termasuk ke dalam karakteristik pokok
penelitian bersifat eksperimen (Essential Characteristics of
Experimental Research) adalah :
a.
Perbandingan Kelompok (Comparison of Groups).
b. Manipulasi
variabel bebas (Manipulation of the
indevendent variable)
c.
Melakukan Acak (Randomization)
6. Ada beberapa bentuk desain
eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu
a.
Pre-experimental Design,
b. True
experimental Design.
c.
Factorial Design.
d. Quasi
Ekperimental Design.
7. Langkah-langkah penting dalam penelitian
eksperimen seperti berikut :
a.
Adanya
permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
b.
Pemilihan subjek
yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c.
Pembuatan atau
pengembangan instrumen.
d.
Pemilihan desain
penelitian.
e.
Eksekusi
prosedur.
f.
Melakukan
analisis data.
g. Memformulasikan kesimpulan..
DAFTAR
PUSTAKA
Fraenkel,
Jack. R. and Norman E. Wallen, How to Design and Evaluate Research, Singapore
: Mc Graw-Hill Inc, 1993
Sudjana, Nana,
dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian
Pendidikan, Bandung : Sinar baru Al-Gesindo, 2001
Sukardi,
Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007
Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2007
Suprapto,
J., Metode Riset, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997
[1]Naskah Asli Dapat Dipesan Via email di buku tamu