BAB I
PEDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengingat
betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya dalam
dunia pendidikan maka faktor ini mendorong psikologi terus dikaji dan
dipelajari oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan
lain sebagai nya. Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran disiplin, hal ini
menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang termasuk
di dalamnya adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan
faktor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama untuk kegiatan
belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadiran dan
perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu
pengetahuan itu selalau hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia.
B.
Rumusan dan Batasan Masalah
1.
Rumusan Masalah
a.
Apa itu pengertian psikologi pendidikan?
b.
Apa saja tujuan psikologi pendidikan?
c.
Apa fungsi psikologi pendidikan?
d.
Bagaimana sejarah dan lapangan psikologi pendidikan?
2.
Batasan Masalah
a.
Pengertian
b.
Tujuan
c.
Fungsi
d.
Sejarah dan lapangan psikologi pendidikan.
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang psikologi
pengetahuan
2.
Membantu untuk meperdalam pengetahuan yang sudah ada dalam bidang
psikologi
3.
Membangun khazanah keilmuan yang lebih luas dan mendalam
4.
Sebagai pelengkap mata kuliah Dasar Dasar Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Psikologi
berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang
artinya jiwa, dan ”Logos” yang
artinya ilmu pengetahuan.[1]
Psikologi menurut bahasa dirtikan sebagai “Ilmu yang berkaitan dengan proses
mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada prilaku: ilmu
pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa”.[2]
Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakang nya.[3]
Kondisi psikologi adalah kondisi yang dapat diamati, dicatat dan diukur.
Secara
lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme
manusia. Dalam hubungan ini psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu,
dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.[4]
Dalam
lapangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang
tergolong “empirikan science”, yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada
pengalaman manusia, walaupun pada awal perkembangannya bersumber dari filsafat
yang spekulatif. Dan memang psikologi pada sejarah perkembangannya berutang
budi pada filsafat.[5]
Hingga sekarang pendefinisian psikologi masih berlanjut oleh tokoh-tokoh
psikologi, baik secara umum ataupun khusus.
B.
Tujuan
Sebagaiman
dijelaskan pada pengertian di atas, maka tujuan psikologi pendidikan itu adalah
mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat
proses dari tangan pedidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu
seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain, ahli
psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, manganalisa, menerngkan dan memimpin
proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan seuatu sistem pendiidkan
yang efesien.[6]
Masalah
dan tujuan psikoloi pendidikan akan jelas dimengerti apabila dibandingkan
dengan filsafat pendidikan yang dapat menjawab atas pertanyaan apa dan mengapa.
Sedangkan psikolgi pendidikan dapat menjawab pertanyaan bagaimana.
Secara
panjang lebar, Muhibbin Syah mendefenisiskan Psikologi Pendidikan dengan begitu
detil, beliau membagi pendefenisiannya melalui struktur kata yang digunakan.
Pertama: Psikologi, secara harfiyah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Karena beberapa alasan tertentu (seperti timbulnya konotasi, arti lain yang
menganggap psikologi sebagai ilmu langsug yang menyelidiki jiwa).
Kedua: Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu,
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan.[7]
Psikologi pendidikan juga berfungsi untuk
mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat
proses dari tangan pendidikan dan berusaha sebagaimana suat tingkah laku itu
seharusnya di ubah, dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain ahli
psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisa, menerangkan dan
memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suat sistem
pendidikan yang efisien.[8]
C.
Fugsi
Sebelum
psikologi memasuki lapangan pendidikan orang beranggapan bahwa penguasaan
mengenai bahan pelajaran yang akan diberikan kepada anak didik merupakan
satu-satunya syarat yang harus dipenuhi bagi guru termasuk calon guru.
Pendapat
yang demikian seakan-akan mengemukakan anak-anak sebagai benda-benda mati yang
dapat diperlakukan menurut kehendak guru. Akan tetapi dengan terjadinya
perkembangan yang luas dalam lapangan ilmu pengetahuan psikologi pada umunya
dan psikologi anak pada khususnya, perkembangan-perkembangan mana desebabkan
oleh penyelidikan yang bersifat empiris eksperimental dalam lapangan itu
anggapan di atas mulai berubah. Perubahan itu mulai timbul pada abad ke 19
orang malai menyadari dan menginsafi bahwa pengetahuan secara mendalam mengenai
mata pelajaran yang diberikan belum cukup untuk menjadi guru yang baik. Di
samping ada pula dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan pelengkap untuk menyiapkan
guru secara profesional, pendapat itu makin lama makinluas pengaruhnya hingga
abad ke 20.[9]
Dari
penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa secara umum psikologi pendidikan
berfungsi sebagai pembantu guru untuk memahami karakteristik dan semua gejala
penyebabnya yang terjadi pada diri peserta didik.
D.
Metode
Kebanyakan
psikolog menganggap kegiatan belajar mengajar manusia adalah topik paling
penting dalam studi psikologi, demikian pentingnya arti belajar nyaris sehingga
tak satu pun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari belajar.
Dalam
psikologi pendidikan, metode-metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan
berbagai data dan informasi penting yang bersifat psikologis dan berkaitan
dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran.[10]
Pada
umumnya, para ahli ahli psikologi pendidikan melakukan riset psikologi di
bidang kependidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu
seperti: a) eksperimen; b) kuesioner; c) studi kasus; d) penyelidikan klinis;
dan e) observasi naturalistik.[11]
Mustaqim
dan Abdul Wahib menambahkan metode penelitian, yaitu:
1.
Metode instropeksi
2.
Metode Observaasi
3.
Metode Eksprimen
4.
Metode Test
5.
Metode Angket
6.
Metode Proyeksi
7.
Metode Case Studi
8.
Metode Klinis
9.
Metode statistik[12]
E.
Sejarah dan Lapangan Psikologi Pendidikan
Psikologi adalah ilmu yang sudah
mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta nampak pesat kemajuannya pada abad
20. Pada awalya ilmu ini adalah bagian daripada filsafat
sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara
maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu
tersendiri.[13]
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah
perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun
1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan
tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan
bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.[14]
Psikologi mengalami sejarah perkembangan yang terus meningkat, dari
statusnya sebagai bagian dari filsafat sampai menjadi ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri dengan kelengkapan-kelengkapannya yang berupa sistem, metode,
serta objek studi ilmiah.
Beberapa abad sebelum Masehi, para ahli pikir Yunani dan Romawi
telah berusaha mengetahui hidup kejiwaan manusia dengan cara-cara yang bersifat
spekulatif. Pada zaman ini psikologi masih dalam ruang lingkup filsafat, para
ahli menyebutnya filsafat rohaniah, karena mereka berusaha memahami jiwa
melalui pemikiran filosofis dan merupakan bagian dari filsafat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara
lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme
manusia. Dalam hubungan ini psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu,
dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.[15]
Dalam
lapangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang
tergolong “empirikan science”, yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada
pengalaman manusia.
Pada
umumnya, para ahli ahli psikologi pendidikan melakukan riset psikologi di
bidang kependidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu
seperti: a) eksperimen; b) kuesioner; c) studi kasus; d) penyelidikan klinis;
dan e) observasi naturalistik
Psikologi adalah ilmu yang sudah
mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta nampak pesat kemajuannya pada abad
20. Pada awalya ilmu ini adalah bagian daripada filsafat
sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara
maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu
tersendiri
B.
Saran
Penyusun mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kelemahan dan kekurangan yang semestinya perlu ditambah dan
diperbaiki. Uraian dan contoh yang diambil masih sangat kurang. Oleh sebab itu,
segala masukan yang bersifat positif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR PURTAKA
Ahmadi. Abu. 2007, Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta
Ardhana, Sudarsono, 1963, Pokok-Pokok
Ilmu Jiwa Umum. : Surabaya : Usaha Nasional
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2001, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Mustaqim dan abdul Wahib, 2013, Psikologi Pendidikan, Jakarta:
Penerbit Erlangga,
Syah. Muhibbin, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Faizah dan lalu Mukhsin Effendi, 2009. Psikologi Dakwah, Jakarta:
Kencana,
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi