BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala puji dan syukur
kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan kesehatan
kepada kami sehingga kami mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan
makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Adapun materi makalah yang kami buat adalah "Memori dan
Lupa".
Kami menyadari dan
meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau pun yang tidak kami sadari. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini, agar di masa
yang akan datang kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Namun begitu,
meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna kami berharap agar makalah ini sedikit
banyaknya dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan
makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari kami atas perhatian para
pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.
B. Rumusan dan Batasan
Masalah
1. Rumusan masalah
Dari Latar Belakang di
atas, maka rumusan maslaahnya apat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Apa pengertian ingtan?
b. Bagaimana teori
ingatan?
c. Seperti apa sistem
ingatan?
d. Apa pengertian lupa?,
dan
e. Apa saja penyebab lupa?
2. Batasan Masalah
a. Pengertian ingatan
b. Teori ingatan
c. Sistem ingatan
d. Pengertian lupa, dan
e. Penyebab lupa
C.
Tujuan Penulisan
Dari beberapa
batasan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan makalah
ini di antaranya adalah:
1.
Untuk memperkaya khasanah keilmuan bagi mahasiswa.
2.
Untuk mengetahui secara pasti apa itu ingatan dan lupa apa saja
teori-teori ingatan dan lupa
3.
Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Psikologi Umum yang dibimbing
oleh bapak Salman Dra. Hj. Murni.W.
BAB II
PEMBAHASAN
INGATAN DAN
LUPA
A.
Ingatan
1.
Pengertian Ingatan
Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian
yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah
dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian
itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian ingatan itu merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning),
menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal
yang telah lampau [1]
Secara
sederhana, Irwanto mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan
informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. menurut
Walgito, Ingatan adalah kemampuan psikis untuk memasukan, menyimpan, dan
menimbulkan kembali hal-hal yang lampau . Sebagai suatu proses, memori menunjukkan
suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing),
pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali
(retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu. Santrock mendefinisikan
ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui tahap : penkodean
(encoding), penyimpanan (storage),
dan pemanggilan kembali (retrieval). Penelitian ini
menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu informasi-informasi yang
berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui tahapan :
penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk
tidak terbuang secara sia-sia. Menurut Schelessinger dan Groves, Ingatan adalah
system yang berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya
2.
Fungsi Ingatan
a. Fungsi memasukan
Cara seseorang
memperoleh pengalaman, di bedakan dalam 2 cara :
1) Dengan cara tidak
sengaja
Dengan cara sengaja
faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan individu untuk memasukkan apa yang
dipersepsi, antara lain :
ü
Cepat atau lambat seseorang memasukkan apa yang dipersepsi
ü
Banyak sedikitnya materi yang dapat di ingat
ü
Kondisi jasmani dan emosi seseorang.
b. Fungsi menyimpan.
yaitu, apa yang
diterima, disimpan di dalam daftar (sensory register) dan jejak memori (memory
traches) yang suatu saat dapat di timbulkan kembali. Sifat – sifat ingatan,
antara lain :
ü
Ingatan yang cepat mudah
ü
Ingatan yang luas
ü
Ingatan yang teguh
ü
Ingatan yang setia
ü
Ingatan mengabdi atau patuh
ü
Ingatan tidak setia
Mengenai interval dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
ü
Lama interval yaitu berkaitan dengan lamanya waktu antara learning sampai remembering.
ü
Isi interval yaitu berkaitan dengan aktivitas – aktivitas yang terdapat
atau mengisi interval.
c. Fungsi menimbulkan
kembali (remembering).[2]
Persepsi yang telah di
simpan dapat di panggil kembali bila di perlukan. remembering dapat di bagi
menjadi 2 cara :
ü
To recall atau mengingat kembali
ü
To recognite atau mengenal kembal
3.
Sistem Ingatan
a.
Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses
penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek
adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang
masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan
jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda
menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka
pendek.
Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi
yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika
kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi dari ingatan jangka
panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon
yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut
akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika
anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu
10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak
mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada
kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka
pendek ke memori jangka panjang.
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah;
putaran fonologi (phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial
sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive).
b.
Ingatan Jangka Panjang
Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang
bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu
yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak
terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh
manusia. Ingatan jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis
masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak
sedang dipikirkan.[3]
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang
diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan
ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang
mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.[4]
Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka
panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar
yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan
masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung
informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke
dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap
penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.[5]
Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan
penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan
emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi
dapat berlangsung secara permanen.
B.
Lupa
1.
Pengertian Lupa
Lupa merupakan istilah
yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan bahkan setiap waktu
pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu tentang
peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin
juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun
juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat,
profesor, petani dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)[6]
Soal mengingat dan lupa
biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja, yaitu retensi, karena
memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama
dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal
yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat.
Lupa ialah peristiwa
tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat.[7] adapula
yang mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah
disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan.[8]
Lupa
(forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali
apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo dan Reber
mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang
pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa
hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.[9]
2.
Faktor Penyebab Lupa.
a. Aktivitas yang terlalu
padat
b. Kejenuhan
c. Umur yang sudah tua
d. Menonton film porno
e. Sering di tunda tunda
f.
Otak yang sudah capek
Adapun orang sering
lupa ingatan sering juga di sebut dengan AMNESIA. Pandangan islam mengenai lupa
merupakan hal yang wajar karena ada hadist yang mengatakan semua penyakit
pasti ada obatnya, kecuali penyakit lupa. Dalam psikologi, lupa temasuk gejala
sensorik (otak ) karena lupa berhubungan dengan fungsi saraf sensorik di dalam
otak, Jika suatu otak berkata tanpa henti niscaya dia akan mengalami kelelahan
dan ini bisa menyebabkan seseorang menjadi lupa.
a. Lupa dapat
terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item informasi atau materi
yang ada dalam system memori siswa. Dalam interference theory (teori mengenai
gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua, yaitu: a) practice
interference; b) retroactive interference.Seorang siswa akan mengalami gangguan
proactive apabila materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem
akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini bisa
terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat
mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang
pendek. Dalam hal ini materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit
diingat atau diproduksi kembali.Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami
ganguan retroactive apabila materi pelajaran baru materi yang baru kita
pelajari tidak dapat masuk ke dalam ingatan, karena terhambat oleh materi lain
yang sudah terlebih dahulu di pelajari . Dalam hal ini, materi pelajaran lama
akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa
tersebut lupa akan materi peajaran lama itu.
b. Lupa yang di
akibatkan represi. Tanggapan-tanggapan atau isi jiwa yang di tekan kedalam
ketidak sadaran
c. Lupa dapat
terjadi karena sebab perubahan sikapdan minat siswa terhadap proses dan situasi
belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses
belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan
minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp
guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
d. Law of disuse,
lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak
pernah digunaakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi
yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga
bercampur aduk dengan materi pelajaran baru
e. Lupa yang
terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang
penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan
kehilangan ingatan ata item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian
yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah
dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian
itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian ingatan itu merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning),
menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering)
hal-hal yang telah lampau
Soal mengingat dan lupa
biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja, yaitu retensi, karena
memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama
dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal
yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat.
Lupa ialah peristiwa
tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat.
Ada pula yang mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang
telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan.
B. Saran
Demi kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan makalah ini di kemudian
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful
Bahri. 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanto, Agus. 1993. Psikologi
Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 9
Mustaqim. 2004. Psikologi Pendidikan. Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Walgito, Bimo. 1990. Pengantar
Psikologi Umum. ed. rev. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Andi Offset