KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
penulis ucapkan atas segala karunia yang telah diberikan-Nya. Kemudian Shalawat
dan salam penulis kirimkan kepada Rasulullah
selaku junjungan ummat Islam, untuk meraih keberkahan dan mengharap syafaat di
hari akhirat kelak.
Psikologi sudah menjadi bahasan yang sudah tidak asing lagi dalam
dunia pendidikan, sebab kajia psikologi menjadi kajian yang cukup luas,
mencakup setiap gejala dan prilaku jiwa yang diamati, oleh karena itu, kajian
psikologi ini merupakan suat kajian yang mesti dipelajari oleh setiap calon
guru di perguruan tinggi sebagai modl dalam memahami setiap perilaku dari
murid-muridnya dikemudian hari setelah ia mengabdikan dirinya di tengah-tengah
masyarakat sebagai tenaga
pengajar, oleh karena itulah, maka, kami dari
kelompok satu mencoba membaahas sebagian dari kajian psikologi tersebut. Untuk
dijadikan sebagai pijakan dasar dalam memahami ilmu psikologi selanjutnya.
Penulis dari kelompok satu mengucapkan terima kasih kepada
saudara-saudara yang ikut serta membantu demi terwujudnya tulisan ini dan layak
menjadi sebagai sebuah makalah. Terma kasih juga kami ucapkan kepada dosen
pembimbing Mata Kuliah Psikologi Umum atas segala arahan yang telah diberikan.
Terikhirnya, hanya terima kasihlah yang dapat penulis ucapkan
kepada siapa pun yang berperan dalam penulisan makalah ini, dan penulis
berharap agar tulisan ini dapat menambah khazanah keilmuan bagi pembaca.
STAI
YAPTIP 05 Oktober 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan
manusia khususnya dalam dunia pendidikan, maka faktor ini medorong psikologi
terus dikaji dan dipelajari banyak orang. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu
yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu ini sangat penting untuk kita
pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Agama Islam yang akan di
aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia mengajar dan terjun di masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu
dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan
kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Pengamatan biasanya
dilakukan oleh orang-orang yang cerdas. terjadi terhadap suatu proses dengan
maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan. Penanggapan
itu umumnya pengahajatan kembali bekas-bekas yang diterima dahulu dari
pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam kesadaran.
Sejak
lahirnya filsafat, maka ilmu pengetahuan semakin berkembang dengan pesat, dan
memunculkan cabang-cabang baru ilmu pengetahuan yang lain, termasuk diantara
cabang itu adalah psikologi. Sesudah itu psikologi jiga mengalami perkembangan
hingga akhirnya menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan berkembang hinnga ke
beberapa bagian kajian psikologi lainnya, seperti psikologi umum, khusus,
agama, psikologi belajar, psikologi anak, dan psikologi-psikologi yang lain
yang dianggap penting untuk dijadikan sebagai pengetahuan dalam mengamati
segala gejala yang terjadi di setiap bagian cabang ilmu psikologi tersebut,
termasuk pada saat ini adalah Psikologi Umum, yang mengkaji psikologi secara
umum, tanpa membedakan setiap cabang psikologi yang ada.
B.
Rumusan dan Batasan Masalah
1.
Rumusan Masalah
Berdasarka
latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya dapat dideskripskan sebagai
berikut
a.
Apa
itu psikologi ?
b.
Bagaimana
sejarah dan perkembangan psikologi ?
c.
Apa
saja objek kajian psikologi ?
d.
Apa
fungsi psikologi ?
e.
Kemana
saja psikologi di klasifikasikan ?
2.
Batasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka batasan masalahnya dapat di
deskripsikan seperti di bawah, batasan masalah ini bertujuan agar pembahasan
tidak mengembang kepada hal-hal yang tidak berkaitan dengan bahasan yang sebenarnya.
Adapun batasan masalahanya adalah:
a.
Menjelaskan
pengertian psikologi secara umum
b.
Menerangkan
bagaimana sejarah dan terwujudnya psikologi itu
c.
Menjelaskan
apa saja objek kajian psikologi
d.
Menjelaskan
fungsi-fungsi psikologi, dan
e.
Menerangkan
kemana saja psikologi di klasifikasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR PSIKOLOGI
A.
Pengertian Psikologi
Psikologi
berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang
artinya jiwa, dan ”Logos” yang
artinya ilmu pengetahuan.[1] Psikologi
menurut bahasa dirtikan sebagai “Ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik
normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada prilaku: ilmu pengetahuan tentang
gejala dan kegiatan jiwa”.[2]
Psikologi dalam bahasa Inggris disebut sebagai “psychology” diartikan
dengan: “Scientific Study Of The Mine and How It Influences Behaviour”.[3]
Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakang nya.[4] Kondisi
psikologi adalah kondisi yang dapat diamati, dicatat dan diukur.
Namun pengertian
antara ilmu jiwa
dan psikologi sebenarnya berbeda
atau tidak sama (menurut Gerungan) karena :
Ø Ilmu jiwa adalah
: ilmu jiwa
secara luas termasuk
khalayan dan spekulasi tentang
jiwa itu.
Ø Ilmu psikologi adalah
ilmu pengetahuan mengenai
jiwa yang diperoleh secara
sistematis dengan metode-metode ilmiah.[5]
Dalam lapangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu
pengetahuan yang tergolong dalam “empirikal science” yaitu ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada pengalaman manusia,[6]
walaupun pada awal perkembangannya bersumber pada filsafat yang bersifat
spekulatif.
Psikologi
secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa yang normal,
dewasa, dan beradab.[7] Psikologi
juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat kejiwaan manusia
dengan cara mengkaji sisi perilaku dan kepribadiannya, dengan pandangan bahwa
setiap perilaku manusia berkaitan dengan latar belakang kejiwaannya.[8]
Psikologi
didefinisikan sebagai kajian saintifik tentang tingkahlaku dan proses mental
organisme. Tiga idea penting dalam definisi ini ialah; 'saintifik',
tingkahlaku' dan 'proses mental'. Saintifik bermakna kajian yang dilakukan dan
data yang dikumpulkan mengikuti prosedur yang sistematik. Walau pun kaedah
saintifik diikuti, ahli-ahli psikologi perlu membuat pelbagai inferen atau
tafsiran berdasarkan temuan yang diperoleh. Ini dikarenakan subjek yang dikaji
adalah hewan dan manusia dan tidak seperti sesuatu sel (seperti dalam kajian
biologi) atau bahan kimia (seperti dalam kajian kimia) yang secara perbandingan
lebih stabil. Manakala mengkaji tingkah laku hewan atau manusia memang sukar
dan perlu kerap membuat inferen atau tafsiran.
B.
Perkembangan Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang sudah
mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta nampak pesat kemajuannya pada abad
20. Pada awalya ilmu ini adalah bagian daripada filsafat
sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara
maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu
tersendiri.[9]
Sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan
sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang
sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat
ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi
sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk
pragmatisnya di benua Amerika.[10]
Psikologi mengalami sejarah perkembangan yang terus meningkat, dari
statusnya sebagai bagian dari filsafat sampai menjadi ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri dengan kelengkapan-kelengkapannya yang berupa sistem, metode,
serta objek studi ilmiah.
Beberapa abad sebelum Masehi, para ahli pikir Yunani dan Romawi
telah berusaha mengetahui hidup kejiwaan manusia dengan cara-cara yang bersifat
spekulatif. Pada zaman ini psikologi masih dalam ruang lingkup filsafat, para
ahli menyebutnya filsafat rohaniah, karena mereka berusaha memahami jiwa
melalui pemikiran filosofis dan merupakan bagian dari filsafat.
Pada abad XVIII, atau
sebelum abad XIX, muncullah berbagai aliran yang umumnya terpengaruh oleh ilmu
alam (Fisik) sehingga metode spekulatif mulai ditinggalkan. Hal ini juga lah
yang membedakan corak psikologi sebelum abad XVIII dan sesudah abad XVIII, atau
antara aliran lama dan aliran modern dalam psikologi.[11]
Perpindahan
kajian psikologi yang bersifat metafisik ke psikologi yang lebih dipengaruhi
oleh ilmu alam (fisika) menurut Yususuf Murad, dimulai ketika Wolf, salah
seorang murid Leibniz menerbitkan bukunya yang berjudul Pshycology Empirik
pada sekitar paruh kedua dari abad XVIIII dan XIX.[12]
Sejak permulaan
abad XX, psikologi makin berkembang kearah mengkhususkan studi tentang
aspek-aspek kehidupan jiwa manusia yang masing-masing memiliki ciri khas yang
membedakan suat dengan yang lainnya.
C.
Objek Psikologi
Psikologi
secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan (Prilaku)[13] manusia
yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion),
kehendak (conasi). Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang
hampir sama pada diri manusia dewasa, normal dan beradab. Dengan demikian
ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui sikap dan perilaku manusia.
Namun terkadang ada di antara pernyataan dalam aktivitas yang tampak itu
merupakan gejala campuran, sehingga para ahli psikologi menambahnya hingga
menjadi empat gejala jiwa utama yang dipelajari psikologi, yaitu pikiran,
perasaan, kehendak dan gejala campuran. Adapun yang termasuk gejala campuran
ini seperti intelegensi, kelelahan maupun sugesti.[14]
Objek kajian
psikologi ada tiga: Pertama: normal, Kedua: abnormal, Ketiga:
sakit.[15]
Menurut Alex Sobur Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Objek Material
Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari
atau diselidiki, atau suatu unsur yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan
sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret
(kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.[16]
2.
Objek formal
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang
digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan
ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya
yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau
nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang
dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu
dan melihat dari matanya.[17]
D.
Fungsi Psikologi
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai
ilmu yaitu:
Ø Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana,
dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau
bahasan yang bersifat deskriptif
Ø Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau
memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil
prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
Ø Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai
dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya
preventif atau pencegahan.[18]
Menurut Robert H. Toules, psikologi sekarang dipergunakan secara
umum untuk ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia.[19]
Yang pengamati itu dilakukan setelah memperhatikan adanya gejala awal yang
muncul dari pribadi yang akan di amati itu.
E.
Kalsifikasi Psikologi
1.
Berdasarkan objek yang diselidiki dibagi menjadi:
a.
Psikologi umum
Psikologi umum
yaitu ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia dewasa yang
normal dan beradap. Menurut Kartini Kartono, psikologi umum mempelajari tingkah
laku manusia budaya yang normal dan dewasa pada umumnya, dengan melihat
manusianya sebagai individu yang kurang lebih terisolasi, artinya hasil dari
penelitian dan eksperimen yang diperoleh dari laboratorium dan ruang studi,
serta tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.[20]
b.
Psikologi khusus
Psikologi
khusus yaitu ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala
kejiwaan manusia. Psikologi khusus dikelompakkan sebagai berikut :
a)
Psikologi perkembangan
b)
Psikologi abnormal
c)
Psikologi kelompok
d)
Psikologi watak dan type-type
e)
Psikologi kelompok dalam situasi
khusus
f)
Psikologi hewan
g)
Parapsikologi
2.
Berdasarkan atas kegunaannya/tujuannya
dibagi menjadi:
a.
Psikologi teoritis
Ialah ilmu jiwa
yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala itu sendiri. Penelitian
secara teoritis akan mempunyai nilai praktis dan hasilnya dapat diterapkan
dalam kehidupan praktis pula. Psikologi ini berkembang menjadi psikologi
praktis
b.
Psikologi praktis
Ialah ilmu jiwa yang memplajari segala sesuatu tentang jiwa seseorang untuk
digunakan dalam praktek. Adapun yang termasuk dalam kategori ’’psikologi
praktis’’ antara lain ialah :
1.
Psikologi Teknik, yaitu
psikologi yang diterapkan dibidang teknologi industri, perusahaan-perusahaan
perdagangan serta macam-macam profesi.
2.
Psikologi Pacdagogis, yaitu
psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktifis-aktifis
manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan.
3.
Psikologi Pastoral, yaitu psikologi
yang mempelajari cara memimpin pengikut sesuatu agama serta menyaksikan
pengikutnya kepada ajaran-ajaran agamanya.
4.
Psikologi Kriminal, yaitu
psikologi yang diterapkan pada proses pengadilan.
5.
Psikologi Medis, yaitu
psikologi yang diterapkan di bidang kedokteran, guna mempercepat kesembuhan
para pasien.[21]
Psikologi
dikaji, sesuai dengan kebutuhan dari setiap cabang psikologi yang ada, yang
berdasarkan pada pengamatan setelah adanya gejala wal yang ditimbulkan oleh
objek yang diamati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi
berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang
artinya jiwa, dan ”Logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun
latar belakang nya.
Psikologi mengalami sejarah perkembangan yang terus meningkat, dari
statusnya sebagai bagian dari filsafat sampai menjadi ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri dengan kelengkapan-kelengkapannya yang berupa sistem, metode,
serta objek studi ilmiah.
Psikologi
secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan
pikiran (cognisi), perasaan (emotion), kehendak (conasi).
Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada diri
manusia dewasa, normal dan beradab.
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai
ilmu yaitu:
Ø Menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku
itu terjadi.
Ø
Memprediksikan
apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
Ø
Mengendalikan
tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan..
B. Saran
Kritik dan
saran sangan penulis harapkan demi Khasanah Kewilmuan dan perbaikan kedepannya,
agar kekeliruan dan kesalahan itu semakin ter minimalisir.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi. Abu, 2007. Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Ardhana. Sudarsono, 1963. Pokok-Pokok
Ilmu Jiwa Umum. Surabaya : Usaha Nasional
Arifin. H. M, 1976. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan
Rohaniah Manusia, Jakarta : Bulan Bintang.
Astiti. Budi, 2006. Bahan
Ajar Psikologi Umum Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Non Publikasi
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
: Balai Pustaka.
Faizah dan lalu Muchsin Efendi, 2009. Psikologi Dakwah. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Bandung : PT. Raja
garafindo Persada.
Marliany. Rosleny, 2010. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka
Setia.
Oxfort
University, 2008. Oxfort Learners Pocket Dictionary. Oxfort University
Prss.
Sobur. Alex, 2003. Psikologi
Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Sosiawan. Edwi Arief, tanpa tahun. Psikologi Sosial. Artikel
Non Publikasi
Ella. http://hulaefahhudayab.blogspot.com/2011/12/fungsi-psikologi.html diakses pada October 3, 2014,
8:25:26 PM