BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Kemajuan suat bangsa sangat dipengaruhi oleh kualiutas SDM (Sumber Daya Manusia) masyarakat bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Berangkat dari sanalah manajemen disarankan penting untuk diterapkan dalam pendidikan. Manajemen untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diharapkan.
Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak instusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya,. Manajemen yang digunakan masih konvensional sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata yidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari hal itu.
Manajemen pendidikan merupakan suat proses untuk mengoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru. Selain guru, sumberdaya pendidikan lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan, seperti perpustakaan, labor, dan lain yang sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiriri.
Oleh sebab tuntutan inilah, maka seorang calon pendidik bahkan sangat mungkin menjadi kepala sekolah perlu mengetahui ilmu yang berkaitan dengan Inovasi Manajemen Pendidikan, karna dengan inovasi itu dia bisa mengelola manajemen itu dengan baik dan bertanggung jawab, serta kepemimpin yang baik yang dicintai seluruh elemen-elemen yang dipimpinnya. Hal inilah melatar belakangi penulisan ini.
B. Batasan Masalah
Masalah Inovasi Manajemen Pendidikan sangat banyak sekali dan bahasannya sungguh sangat kompleks dan mencakup berbagai hal. Namun dalam tulisan ini, penulis membatasi diri hanya membahas poin-poin tertentu, mengingat betapa singkatnya waktu, dan minimnya biaya. Maka dengan sengaja, penulis hanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan:
1. Pengertian Inovasi Manajemen Pendidikan
2. Fungsi- Fungsi manajemen pendidikan, dan
3. Manajemen peningkatan mutu di sekolah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan utama penulisan ini adalah sebagai Khasanah Keilmuan, untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang berbagai hal yang mencakup tentang Inovasi Manajemen Pendidikan. juga untuk menjadi masukan bagi para calon pendidik atau Kepala sekolah agar dapat merancang manajemen yang baik dan bagus di sekolahnya.
Tulisan ini juga diperuntukkan sebagai pelengkap tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan, yang dibimbing oleh Bapak c. Dr. Padriadi. S.Pd., M.Pd.
Akhirnya, hanya terima kasih yang banyaklah yang dapat penulis sampaikan kepada semua pihak yang mendukung selesainya penulisan ini, mulai dari kawan-kawan yang telah mendudukung dengan berbagai pemikiran dan berbagai referensi, juga terima kasih yang tak terhingga secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Pembimbing yang dengan setianya membimbing Mata Kuliah ini sampai selesai pada pembahasan ini dan pembahasan-pembahasan berikutnya. Wallohu A’lam
STAY YAPTIP Simpang Empat, 19 Maret 2014
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Inovasi
Inovasi diartikan sebagai “1 pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan; 2 penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat)[1]
Inovasi “innovate” ; new things, ideas of ways of doing,;introduction of new tings, ideas.[2]
Inovasi seringkali diartikan pembaharuan, penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. Menurut Nicholls (1982: 2) penggunaan kata perubahan dan inovasi sering tumpang tindih. Pada dasarnya inovasi adalah ide, produk, kejadian atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain. Baik itu hasil invensi maupun hasil discovery. (Ibrahim, 1998: 1 ; Hanafi, 1986: 26 ; Rogers, 1983: 11).[3]
2. Manajemen
Managemen dalam bahasa inggris disebut “Management”; act of running and controling a Business.[4] Para ahli juga mendefenisikan manajemen sebagai berikut:
Kadarman (1996: 10) Majene adalah suat rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suat organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio ekonomi-teknik.[5]
Sondang P. Siagin dalam Ramayulis menyatakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suat hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.[6]
Sudarwan Danim dan Suparno (2009: 3) manajemen meruopakan suat proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melaliu orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suat organisasi.[7]
3. Pendidikan
Pendidikan (Education) : Process Of Teaching, Training and Learning.[8]
Rupert C. Lodge dalam Fhilosofi Of Education (1972: 23) menyatakan bahwa pendidikan dalam pengertian yang luas mnyangkut seluruh pengalaman.[9]
Marimba (1962: 15) mendefenisikan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik trhadap perkmbangan jasmani dan ruhani si terdidik ,emuju terbentunya kepribadian yang utama.[10]
Carter V. Good,[11] the Education is the sistematized learning or intruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidanc; leargely replaced by the term Education.
4. Inovasi manajemen pendidikan
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.[12]
Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Gaffar ( 1989 ) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.[13]
(Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.[13]
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tinakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain (George R. Terry, 1986:4).
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa, inovasi manajemen pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperbaharui, memperbagus dan meng-inovasikan manajemen pendidikan tersebut, yang orientasinya adalah tujuan pendidikan itu sendiri.
maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini, inovasi manajemen pendidikanlah yang akan berperan sebagai pembaharu manajemen sekolah tersebut, agar sebuah sistem pendidikan sampai kepada tujuan yang semula telah direncanakan.
B. HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Fungsi-fungsi Manajemen
Kepala sekolah bukan penguasa tunggal di sekolahnya, juga bukan pelayan tunggal. Jika menjadi penguasa tunggal, tidak mungkin kepala sekolah mampu mengoptimasi tugas-tugas institusionalnya. Untuk mengoptimasi tugas pokok dan fungsinya, kepala sekolah harus mengangkat wakil-wakil yang mampu bekerja sesuai pembagian kerja[14]. proses manajemen bermuara pada upaya penyelesaian pekerjaan melalui orang lain.
Dengan demikian, sifat pekerjaan kepala sekolah adalah mengelola pekerjaan dengan dan melalui orang lain sejhalan dengan fungsi organik manajemen.[15]
Menurut Fayol yang dikutip Robbins, ada lima fungsi manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan[16]. Dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Merencanakan
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disimpulkan oleh Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa “Planning may be defined as the proccess by which manager set objedtive, asses the future, and developer course of Action designed to accomplish these objective”[17].
b. Mengorganisasikan
Mengorganisasikan adalah suat proses pengaturan dan p[eng alokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[18]
c. Mengendalikan
Melalui fungsi pengendalian, pemimpin dapat menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah yang benar dan tidak membiarkan deviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh dari arah tujuan yang telah ditetapkan.
Pengendalian itu mencakup empat unsur, yaitu:
1) Menetapkan standar kinerja
2) Mengukur kinerja yang sedang berjalan
3) Membandingkan kinerja ii dengan standar yang ditetapkan, dan
4) Mengambil tindakan untuk memperbaiki kalau ada penyimpangan.[19]
d. Mengawasi dan mengendalikan
Pengawasan dan pengendalian dimaksudkan untuk m encegah deviasi. Pengawasan yang baik bersifat preventif. Pengendalian yang baik harus mampu mendorong aneka deviasi kembali kepada rel tugaas yang benar. Kegiatan pengawasan dan pengendalian ini harus dilakukan secara kontinu, objektif, transparan, dan akuntabel.
e. Melaporkan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan organisasi. Substansi yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Dengan pelaporan ini akan di ketahui hasil-hasil yang dicapai, kendala yang muncul, dan penyimpangan yang terjadi. Laporan dapat dibuat secara berkala, misalnya, bulanan atau tahunan. Laporan juga mestinya menjadi acuan dasar dalam rangka menyusun program lanjutan.[20]
2. Manajemen Peningkatan Mutu di Sekolah
a. Kebijakan strategis
Ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan din negara kita. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan Educational Production Funcion atau Input-input analisis yang tidak konsisten. Kedua, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Ketiga, peran serta masyarakat-khususnya orang tua siswa-dalam penyelengaraan pendidikan sangat minim.[21]
Oleh karena itulah, ada tiga hal yang dapat kembali menunjang mutu pendidikan tersebut, yaitu:
1) Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Di mana sekolah diberikan kewenangan untuk merencanakan sebdiri upaya peningkatan mutu secara keselujruhan.
2) Pendidikan yang berbasiskan kepada partisipasi komunitas, di mana terjadi interaksi yang positif antara sekolah dan masyarakat.
3) Dengan menggunakan paradigma belajar atau Learning Paradigma, akan menjadikan pelajar-pelajar atau Learner menjadi manusia yang diberdayakan.
b. Prinsip-prinsip manajemen peningkatan mutu
Manajemen peningkatan mutu sekolah adalah suat metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sekolah itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, serta pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.[22]
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah
2) Peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan denganadanya kepemimpinan yang baik
3) Peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
c. Teknik penyusunan program peningkatan mutu
Adapun penyusunan program peningkatan mutu, dilakukan dengan mengaplikasikan empat teknik[23] yaitu:
1) School review
School review adalah suat proses di mana seluruh komponen sekolah bekerja sama, khususnya dengan orang tus dan tenaga profesional (ahli) untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah serta mutu luliusan.
2) Benchmarking
Benchmarking yaitu suat kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai dalam suat priode tertentu, yang dapat diaplikasikan untuk individu, kelopok, ataupoun lembaga. Yang dapat dilaksanakan engan langkah sebagai berikut:
a) Tentukan fokus
b) Tentukan aspek/variabel atau indikator
c) Tentuka standar
d) Tentukan gap (kesenjangan) yang terjadi
e) Bandingkan standar dengan kita
f) Rencanakan target untuk mencapai standar
g) Rumuskan cara-cara program untuk mencapai target.
3) Quality Assurances
Agar efektif, jaminan mutu biasanya memerlukan evaluasi berkesinambungan terhadapfaktor-faktor yang mempengaruhi kesempurnaan desain atau spesifikasi.
4) Quality control
Quality control merupakan suat sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas Output yang tidak sesuai dengan standar. Quality control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tinakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.
Inovasi manajemen pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperbaharui, memperbagus dan meng-inovasikan manajemen pendidikan tersebut, yang orientasinya adalah tujuan pendidikan itu sendiri.
maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini, inovasi manajemen pendidikanlah yang akan berperan sebagai pembaharu manajemen sekolah tersebut, agar sebuah sistem pendidikan sampai kepada tujuan yang semula telah direncanakan.
Fungsi Manajemen adalah untuk melakukan tindakan dalam hal merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
B. Saran
Demi khasanah keilmuan, dan kesempurnaan tulisan ini, kritikan, saran dan masukan dari saudara/i sangat dibutuhkan, buat kebaikan pemahaman kita di hari yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Carter V. Good, 1959. Dictionari Of Education. New York : M. Graw Hill Book Company,.
Danim. Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen Kepemimpinan Transfor-masional Kekepala Sekolahan, visi dan strategi sukses era teknologi, situasi krisis, dan internasionalisasi pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kadarman. A.M dan Jusuf Udaya. 1996. Pengantar Ilmu Manajemen, Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Marimba. Ahmad D. 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al-Ma’arif.
Oxfort University, 2008. Oxfort Learners Pocket Dictionary. Oxfort University Prss.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. 2012. Jakarta: Kalam Mulia.
Tafsir. Ahmad. 1999. Metodologi Pngajaran Agama Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
Umiarso dan Imam Gojali “Ed”, 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, “Menjual” Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan. Jogjakarta : IRCiSod. Susmini. 2010.Manajemen Pendidikan. Kartasura : CV. Cahaya Pena.
http://cursors-4u.com/ diakses 19/03/2014
http://dedisuherman.wordpress.com/ diakses 19/03/2014
inopend3.wordpress.com/2011/01/01konsep-dasar-inovasi-pendidikan-4/ diakses 19/03/2014