BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan, saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti dalam keluarga, bisnis dan masyarakat luas lainnya, yang kesemuanya itu membawa konsekwensi tersendiri bagi
Agar aktivitas bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling.
Dengan beberapa penjelasan diatas, barang kali cukup untuk menjadi dasar dalam penulisan ini
B. Batasan Masalah
Masalah Bimbingan dan Konseling sangat banyak sekali dan bahasannya sungguh sangat kompleks dan mencakup berbagai hal. Namun dalam tulisan ini, penulis membatasi diri hanya membahas poin-poin tertentu, mengingat betapa singkatnya waktu, dan minimnya biaya. Maka dengan sengaja, penulis hanya membahas hal-hal yang berkaitan terhadap:
· Pengertian yang berkenaan dengan
1. Bimbingan
2. Konseling
3. Bimbingan dan konseling
4. Konseling agama
5. Bimbingan dan konseling agama
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan utama penulisan ini adalah sebagai Khasanah Keilmuan, untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang berbagai hal yang mencakup tentang pengertian bimbingan dan Konseling. juga untuk menjadi masukan bagi para calon pendidik agar dapat mengajarkan pengetahuannya dan menjadi sahabat bagi peserta didiknya.
Tulisan ini juga diperuntukkan sebagai pelengkap tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling, yang dibimbing oleh Bapak Dr. Muliadi, S.Ag.,M.Pd dan Ibunda Dra. Murni W.
Akhirnya, hanya terima kasih yang banyak lah yang dapat penulis sampaikan kepada semua pihak yang mendukung selesainya penulisan ini, mulai dari kawan-kawan yang telah mendudukung dengan berbagai pemikiran dan berbagai referensi, juga terima kasih yang tak terhingga secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Pembimbing yang dengan, setianya membimbing Mata Kuliah ini sampai selesai pada pembahasan ini dan pembahasan-pembahasan berikutnya. Wallohu A’lam
STAY YAPTIP Simpang Empat, 10 Maret 2014
Penulis
MIND MAPING
BAB II
PEGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SERTA BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA
1. Bimbingan
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata, yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan, dapat diartikan sebagai: petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu; tuntunan; pimpinan.[1] Bimbingan merupakan terjamahan dari guidance, dalam Kamus Bahasa Inggris dapat ditemukan, bahwa kata Guidance berarti: Help or Advice[2].
Kata-kata Guidance menurut para ahli;
Sertzer dan Stone (1966: 3) dalam anas salahudin, mengemukakan bahwa Guidance berasal dari kata Guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer, yang artinya: menunjukkan, mengarahkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan.[3]
DR. Moh Surya (1986), “Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanyasendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperolehkebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.”[4]
Miller (I. Djumhur dan Moh. Surya, 1975) “bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.”[5] Djumhur dan Moh. Surya, (1975) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.[6]
Dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 tntang pendidikan menengah dikemukakan bahwa “bimbingan merupakan bantuan yang dibeikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”[7]
2. Konseling
Konseling dalam KBBI diartikan sebagai: 1 pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada sorang dengan menggunakan metode psikologis dan sebagainya; pengarahan; 2 pemberuan bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah.[8] Orang yang memberikan konseling disebut sebagai konselor, sebagaimana penjelasan Undang-Undang R.I. Nomor 20/2003: “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.[9]
Adapun konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 105) dalam salahudin mengungkapkan, bahwa konseling adalah peroses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sdang mengalami suat masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.[10]
3. Bimbingan dan Konseling
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suat proses pemberian bantuan individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.[11]
Juga disebut, bahwa Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.[12]
4. Konseling Agama
Perbedaan bimbingan dan konseling umum dengan bimbingan dan konseling Islam menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu:
1. Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan Islam menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
2. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islam didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
3. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islam meyakini adanya kehidupan sesudah mati
4. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islam membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
Ada beberapa defenisi tentang bimbingan dan konseling Islam, yaitu :
1. Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islam sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Yahya Jaya menyatakan bimbingan dan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadis.
3. Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.[13]
5. Bimbingan Konseling Agama
Menurut H.M Arifin (1982:2) dalam bukunya “Bimbingan dan Konseling “beliau menyatakan bahwa pengertian Konseling Agama adalah: Usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan di masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan.
Adapun pengertian Konseling agama lebih spesifik lagi yaitu pengertian konseling agama Islam ialah proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pada konseling ini penekanannya pada upaya kuratif atau pemecahan masalah yang dihadapi seseorang, secara Islami berarti konseling agama Islam membantu individu menyadari kembali ke beradaan atau eksistensinya sebagai makhluk. Allah, sebagai ciptaan manusia yang diciptakan-Nya sesuai dengan petunjuk-Nya.
Menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah berarti menyadari bahwa dalam dirinya Allah telah menyertakan fitrah untuk beragama Islam dan menjalankan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.[14]
Menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah berarti menyadari bahwa dalam dirinya Allah telah menyertakan fitrah untuk beragama Islam dan menjalankan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.[14]
Dalam bahasa arab kata konseling disebut al-Irsyad atau Al-Itisyarah kata bimbingan disebut alat-Taujih sehingga disebut at-taujih wal irsyad atau at-taujih wal istisyarah. Secara etimologi kata al-irsyad berarti alhuda, adalah yang artinya bahasa indonesia petunjuk sedangkan al istisyarah berarti talaba minh al-masyurah/an-nashihah yag berarti meminta nasihat atau konsultasi.
Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu Problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu:
a. Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
b. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
c. Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
d. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.[15]
Manusia baru Indonesia yang kita kehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batinnya, dalam hidup duniawi dan ukhrowinya yang mampu membangun diri dan masyarakatnya dan negaranya dengan bekal ilmu dan keterampilan yang dijiwai oleh nilai-nilai agamanya. Untuk mewujudkan manusia yang demikian itu, tidaklah cukup hanya ditangani melalui pendidikan formal dan nonformal semata-mata, melainkan perlu pula ditunjang dengan program lainnya secara menyeluruh seperti program bimbingan dan konseling umum dan Agama dan sebagainya. Melalui peningkatan pelaksanaan program bimbingan dan konseling Agama, program pendidikan atau pengajaran di sekolah dan luar sekolah akan lebih lan cara pelaksanaannya.[16]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran bimbingan dan konseling di sekolah dalam membentuk kepribadianmuslim siswa dilakukan dengan memberikan pelayanan konseling kepada siswasecara terarah, kontinyu, dan sistematis pada siswa bermaksud untuk mengembangkan fitrah beragama, sehingga menimbulkan prilaku yang terpujidalam diri siswa sehingga siswa jadi termotivasi untuk menjalankan ajaran agamaIslam.
Dalam membentuk kepribadian muslim siswa kegiatannya dipraktekkan,sesuai dengan kalender nasional dan kalender pendidikan di sekolah. Karena membentuk kepribadian muslim itu berkaitan dengan sisi psikologis atau jiwaanak maka bimbingan dan konseling dilakukan lewat teori konseling.
Dukungan semua pihak akan sangat membantu dalam menjalankan proses bimbingan di sekolah. Karena Dengan dukungan semua pihak sekolah, termasuk wali siswa, kepala sekolah beserta para guru yang lain di samping memberinasehat-nasehat keagamaan kepada para siswa juga memberi kasih sayang dantauladan dalam bertingkah laku sehari-hari. Seperti dalam hal sopan santunnya, perkataan, hubungan interaksi social bagus, disiplin dalam segala hal, dan lain-lainnya.
Dengan demikian siswa akan mudah menirukan dan terpengaruh dengan sendirinya tanpa banyak komentar dari bapak ibu guru di sekolah.
B. Saran
Kritik dan saran sangan penulis harapkan demi Khasanah Kewilmuan dan perbaikan kedepannya, agar kekeliruan dan kesalahan itu semakin ter minimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI BUKU
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kemendiknas, Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. 2012. Bandung : Citra Umbara.
Oxfort University, 2008. Oxfort Learners Pocket Dictionary. Oxfort University Prss.
Salahudin. Anas, bimbingan dan Konseling. 2012. Bandung : CV. Pustaka Setia.
REFERENSI ONLINE
Aan Setiawan, Bimbingan dan Konseling Islam, (https://www.facebook.com/-History-Counseling/posts/210090295811086?stream_ref=10 Diakses 10 Maret 2014)
Asna Wati, dkk, Konseling Islami, (http://belajar.dedeyahya.-web.id/2011/05/-makalah-bimbingan-koneseling-agama.html Diakses 10 Maret 2014)
Diah Winarni, Konseling Agama, (http://diahwinarni.blogspot.com/2013/05/-konseling-agama.html Diakses 10 Maret 2014)
Dina Afrina, Pengertian Bimbingan dan Konseling, http://dinaa-friana.word-press.com/tag/pengertian-bimbingan/ Diakses 10 Maret 2014)
Haryanto, Pengertian Bimbingan dan Konseling, (http://belajarpsikologi.-com/pengertian-bim-bingan-dan-konseling/. Diakses 10 Maret 2014)
Lilik rahman, makalah peran agama dalam bimbingan konseling, (http://lilikrahman.-blogspot.com/2013/01/makalah-peran-agama-dalam-bimbingan.html Diakses 10 Maret 2014)
Susi Anti, Konsep Konsling Agama, (http://susiantii.blogspot.com/-2013/05/konsep-konseling-agama.html Diakses 10 Maret 2014)