A. Pengertian dan Jenis Data Penelitian
Kegiatan penelitian sangat erat kaitannya dengan
data. Keberadaan data dalam penelitian sangat diperlukan sebagai bahan baku
informasi. Sehingga dari data yang dikumpulkan oleh penelti maka objek
penelitian dapat digambarkan secara spesifik. Menurut Siyoto dan Sodik , data
merupakan sesuatu yang dikumpulkan oleh peneliti berupa fakta empiris yang
digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian[1].
Data
bisa dikelompokan kedalam berbagai macam;
sesuai dengan dasar klasifikasinya. Terdapat lima macam dasar pengklasifikasian
data, yaitu: jenis, sifat, sumber, cara pengukuran dan skala pengurukuran.
1.
Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan
jenisnya data dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, data kualitatif dan data
kuantitatif
a.
Data kualitatif
Merupakan
data yang menunjukkan mutu atau kualitas sesuatu yang ada, baik proses, keadaan, peristiwa, kejadian dan lainnya yang
dinyatakan ke dalam bentuk pertanyaan atau berupa kata-kata. Penentuan kualitas
data tersebut menurut kemampuan memberikan nilai tentang bagaimana mutu dari
sesuatu itu. Misalnya : wanita itu cantik, pria itu keren, baik, ganteng,
senang, harga minyak naik, rumah itu kecil dan lain sebagainya.[2]:
1). Data
kategori, data yang dinyatakan guna menunjukkan bahwa suatu keadaan, proses,
atau kejadian termasuk dalam salah satu golongan atau suatu pihak tertentu.
2). Data
yang menunjukkan porsi, data yang dari setiap keadaan yang dinyatakan dengan perkataan yang merupakan perbandingan dengan yang
ideal atau keseluruhan. Misalnya tingkat penghasilan masyarakat sebagian besar
berpenghasilan sedang yang berarti juga sebagian kecil
yang berpenghasilan rendah dan tinggi.
3). Data berjenjang atau meningkat, data
yang dinyatakan dengan kata-kata untuk menunjukkan bahwa suatu keadaan atau
peristiwa termasuk pada suatu tingkatan kualitas/mutu tertentu di atas atau
dibawah mutu rata-rata.. Data untuk itu
dinyatakan dengan ukuran kualitatif berupa kata-kata: baik sekali, baik,
sedang, buruk, dan buruk sekali.
4.). Data yang bersifat relatif, data yang
dinyatakan dengan kata-kata guna menunjukkan bahwa suatu keadaan atau kejadian
merupakan sesuatu yang keberadaannya dapat berubah-ubah. Data tersebut
dinyatakan dalam perkataan, selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak
pernah, dan lain sebagainya..
5). Data
yang bertentangan, data yang menyatakan bila yang satu ada, maka yang lainnya
tidak ada mengenai suatu keadaan, peristiwa atau proses yang akan diungkapkan
ke dalam suatu penelitian. Data ini menggambarkan kondisi ekstrim pada dua sisi yang bertolak belakang, yang dinyatkan dengan
kata-kata: setuju – tidak setuju, benar – salah, positif – negatif, cukup –
tidak cukup, dan sebagainya.
Data
kualitatif mengandalkan proses berfikir dalam menjalankan interpretasi dan
mengambil kesimpulan, oleh sebab itu interpretasi data kualitatif dipengaruhi
oleh kemampuan berfikir dan sudut pandang, sehingga jangkauan hasil penelitian
akan sangat bervariasi keluasan dan kedalamannya[3].
Data yang sama kemungkinan saja dapat ditafsirkan berbeda karena sudut pandang
yang dipakai dalam proses berpikir berbeda. Sehingga dapat dikatakan hasil
penelitian menjadi bersifat subjektif.
b.
Data Kuantitatif
Merupakan
data yang berbentuk angka-angka sebagai
hasil pengukuran ataupun hasil observasi. Misalnya harga Daging Sapi Rp 120.000/kg, Beni berat badanya 48 kg, dan lain sebagainya. Data kuantitatif didapatkan dari
pengukuran langsung dan dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data
kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif mempunyai sifat objektif
dan dapat ditafsirkan sama oleh semua orang.
2.
Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
Data
berdasarkan pada sifatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
dikotomi, diskrit, dan kontinum.
a. Data
dikotomi, merupakan data yang bersifat pilah satu sama lain,
misalnya suku, agama, jenis kelamin, pendidikan, dan lain sebagainya.
b. Data
diskrit, merupakan data yang proses pengumpulan datanya
dijalankan dengan cara menghitung atau membilang. Seperti, jumlah anak, jumlah
penduduk, jumlah kematian dan sebagainya.
c. Data
kontinum, merupakan data
pengumpulan datanya didapatkan dengan cara mengukur dengan alat ukur yang memakai skala tertentu. Seperti , Suhu, berat,
bakat, kecerdasan, dan lainnya.
3. Jenis Data Berdasarkan Sumber Data
Data
berdasarkan pada sumbernya, bisa dikelompokan menjadi dua macam, yaitu data
internal dan data eksternal.
a. Data
internal, merupakan data
yang pengumpulannya didapatkan dari lembaga atau
oerganisasi di mana penelitian dilaksanakan.
b. Data
eksternal, merupakan data yang
didapatkan dari lembaga atau oerganisasi lain di mana penelitian dilakukan.
4. Jenis Data Berdasarkan Cara Pengumpulan
Berdasarkan
cara pengumpulannya data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder.
a. Data
primer, merupakan data yang didapatkan darisumber
pertama, atau depat dikatakan pengumpulannya dilakukan senduru oleh si peneliti
secara langsung, seperti hasil wawancara
dan hasil pengisian kuesioner (angket). Soeratno dan Arsyad menyatakan bahwa
data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh oerganisasi
yang menggunakan atau menerbitkan data tersebut. Contoh data primer, Peneliti akan
meneliti tentang prosedur kerja suatu aplikasi tertentu, maka dapat dilakukan
wawancara mengenai hal tersebut.
b. Data
sekunder, merupakan data
yang didapatkan dari sumber kedua. Menurut Purwanto , data sekunder yaitu data
yang dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain[4].
Sedangakan menurut Soeratno dan Arsyad , data sekunder adalah data yang
digunakan atau diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya[5].
Dengan demikian data sekunder mempunyai dua makna. Pertama, data yang telah
diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk diagram atau tabel. Kedua, data yang
dikumpulkan oleh lembaga atau orang lain, atau data yang bukan dikumpulkan
sendiri oleh peneliti. misalnya data penghasilan penduduk yang dikumpulkan oleh
BPS, data yang dikumpulkan oleh lembaga survey lainnya.
5. Jenis Data Berdasarkan Skala Pengukuran
Berdasarkan
skala pengukurannya, data bisa dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu: data
nominal, ordinal, interval, dan rasio.
a. Data Nominal
Merupakan data yang hanya bisa dibedakan, tidak
bisa diurutkan dan diperbandingkan satu dengan yang lain. Nominal atau nomi
yang artinya nama, menunjukkan tanda atau label yang hanya untuk membedakan
antara satu dengan yang lainnya. Contoh jenis kelamin, agama, jenis
pekerjaan dan sebagainya. Angka-angka dalam variabel nominal dipakai guna
menghitung, yaitu banyak pria, banyaknya yang hadir dan lainnya. Maka angka
dinyatakan sebagai frekuensi. Data nominal didapatkan dari variabel nominal.
b. Data
Ordinal
Merupakan data yang mempunyai
urutan (order), tetapi tidak mempunyai jarak perbedaan yang sama di antara
rangkaian urutan tersebut. Dengan kata lain merupakan data yang memiliki
jenjang, sehingga responden bisa diurutkan jenjangnya sesuai dengan karakteristik
yang ada pada dirinya. Pada data ordinal dapat menyatakan bahwa data tersebut
lebih, sama, atau kurang dari data yang lain. Data ordinal bisa dibedakan dan
diurutkan tapi tidak mempunyai jarak yang sama dalam urutan maupun perbedaan
yang ada. Contohnya : Rangking prestasi belajar,
c. Data Interval
Merupakan data yang mempunyai perbedaan,
urutan, dan jarak perbedaan yang sama di antara rangkaian urutan tersebut, tapi
tidak mempunyai titik nol absolut atau mutlak. Jarak pada skala interval diatur
mengikuti ukuran tertentu yang mudah dipahami maknanya dalam rangka menyusun
suatu interpretasi. Contohnya data tes hasil belajar yang diberikan angka
4,5,6,7,8,9 dan seterusnya. Jarak antara 5 dan 6 sama dengan 6 dan 7, dan
seterusnya. Namun angka tersebut tidak mempunyai arti perbandingan, yang mana
angka 4 yang didaptkan siswa bukan berarti kepandaiannya setengah dari siswa
yang mendapatkan 8. Hal ini karena angka dalam data interval tidak mempunyai
sifat absolut sehingga tidak bisa diperbandingkan.
dengan skala tertentu. Analisis statistik yang sesuai dengan data interval diantaranya:
Uji t, Uji t dua sampel, Uji anova satu jalur, Uji anova dua Jalur, Uji regresi
dan lainnya. Tes statistik yang dipakai adalah tes statistik parametrik. Data
interval didapatkan dari variabel interval. Data ordinal yang dikumpulkan
dengan aturan skoring yang mengikuti skala tertentu bisa siasumsikan debagai
data interval meskipun pada dasarnya ordinal, misalnya data yang diperoleh dari
angket yang memakai aturan skoring
d. Data Rasio
Merupakan
data yang mempunyai perbedaan, urutan, jarak perbedaan yang sama di antara
rangkaian urutan itu, dan mempunyai titik mutlak atau nol absolut, Sehingga
bisa diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Nilai nol (0) sebagai titik nol absolut, menunjukkan bahwa suatu
gejala dengan semua unsur atau faktro didalamnya benar-benar tidak ada. Dengan
adanya nilai nol, objek yang bernilai nol berarti objek tersebut tidak
mempunyai apapun dalam variabel tersebut. Jarak antar dua titik yang berdekatan
mempunyai nilai yang sama, penggunaan data ini menyatakan perbandingan yang
pasti. Sehingga lebih banyak dipakai di lingkungan Ilmu eksakta daripada ilmu
sosial.
Data rasio
didapatkan dari variabel rasio. Data rasio merupakan data yang mempunyai
tingkat tertinggi dalam penskalaan pengukuran variabel, karena bisa menunjukkan
adanya perbedaan, tingkat, jarak, dan bisa diperbandingkan. Misalnya data suhu
cairan, suatu cairan mempunyai suhu 20 derajat Celcius setengah dari cairan
yang suhunya 40 derajat Celsius. Data rasio mempunyai variasi yang paling
banyak, yaitu perbedaan, urutan, tingkat, kesamaan jarak perbedaan, dan
perbandingan. Analisis dan tes statistik yang sesuai dengan data rasio sama
dengan yang dipakai pada data interval.
6. Jenis Data Menurut Waktu
Pengumpulannya
Berdasarkan waktu pengumpulannya dta dibagi menjadi:
a. Data Cross
Section
Data cross-section adalah
data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan perpustakaan UIN IB Padang per 31 desember 2016, data jumlah korban pelanggaran Lalulintas di Sumatera Barat tahun 2020 ,
dan lain-lain.
b. Data Berkala
Data berkala adalah data yang
datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.
Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dollar
Amerika dari
tahun 2014 sampai 2020, kemudian jumlah jamaah Masjid Jihad Jl. Perak I Padang yang menunaikan
Ibadah Haji dari tahun 2016 sampai
April 2020.
Jika ingin mendapatkan file yang dilengkapi dengan pemformatan Artikel Ilmiah, dilengkapi Pendahuluan, Daftar Isi, Footnote, dan Daftar Pustaka, dapat di download DI SINI
B. Sumber Data Penelitian
Kualitatif
Data
yang dibutuhkan dalam penelitian bisa dikumpulkan atau diperoleh dari berbagai
sumber data. Pengertian sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.
Jika
penelitian menggunakan wawancara atau angket dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan peneliti
Bila
Peneliti memakai teknik obserbvasi, maka sumber datanya dapat berupa benda,
gerak atau proses sesuatu. Penelitian yang mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran, sumber datanya adalah siswa, sedangkan objek penelitiannya adalah
kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Bila
peneliti memakai analisis dokumen, maka dokumen atau catatan yang menjadi
sumber datanya, sedangkan isi catatan subjek penelitian menjadi variabel
penelitian.
Sumber
data bisa dikelompokkan berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan subjek di mana
data melekat, dan berdasarkan wilayah sumber data.
Berdasarkan
subjek di mana data melekat sumber data dapat diklasifikasikan menjadi 4
singkatan huruf P (4p) dari bahasa Inggris, yaitu:
a. p=
person, sumber data yang berupa orang. Merupakan sumber data yang dapat
memberikan data berupa jawaban lisan/wawancara atau jawaban tertulis melalui
angket. Sumber datanya disebut responden.
b. p=
place, sumber data yang berupa tempat. Merupakan sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam, seperti alat, benda, warna, kondisi ruangan dan
sebagainya.
c. p=
process, sumber data aktivitas atau kegiatan. Merupakan sumber data yang
menyajikan tampilan berupa keadaan yang bergerak, seperti kegiatan belajar,
kinerja, gerak taian dan lain sebagainya.
d. p=
paper, sumber data yang berupa simbol. Merupakan sumber data yang menyajikan
tanda-tanda berupa huruf, angka, simbol, dan gambar lain[6].
Menurut Lofland dan Lofland[7]
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan
selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lan lain. Berkaitan dengan hal
itu dapat dilihat sebagai bereikut:
1. Kata-Kata
dan Tindakan
Kata-Kata dan Tindakan yang
diamatiatau diwawancarai meerupakan sumber data utama. Sumber data utama
dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman vidio/audio tapes,
pengambilan foto, atau film.
Pencatatan sumber data utama
melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan
dari melihat, mendengar, dan bertanya.
2. Sumber
Tertulis
Walaupun dikatakan bahwa sumber
di luar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa
diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari
arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.
Sumber berupa buku dan majalah
ilmiah juga termasuk kategori ini. Buku, disertasi atau tesis, biasanya tersimpan
di perpustakaan. Di perpustakaan terdapat buku riwayat hidup, buku terbitan
pemerintah, majalah- majalah ilmiah seperti jurnal tempat menerbitkan penemuan-
penemuan hasil penelitian guna menjajaki keadaan perseorangan atau masyarakat
di tempat penelitian dilakukan.
Sumber tertulis lainnya tersedia
pulaq di Lembaga Arsip Nasional atau di tempat arsip-arsip penting lainnya.
Misalnya untuk memperoleh informasi tentang lingkaran keluarga subjek yang
sedang diteliti.
Sumber tertulis lainnya adalah
dokumen pribadi, yaitu tulisan tentang diri seseorang yang ditulisnya sendiri
dan bisa juga berupa surat, buku harian, anggaran penerimaan atau pengeluaran
diri atau rumah tangga, surat-surat, cerita seseorang tentang keadaan lokal,
pepatah, lagu daerah, drama lokal dan sebagainya.
Pada instansi pemerintah ada dokumen resmi. Sekolah
misalnya berupa laporan rapat, buletin resmi, buku peraturan dan tata tertib,
usul-usul kebijaksanaan, daftar kemajuan staf pengajar dan pegawai tata usaha,
dan laporan kemajuan siswa. Seorang peneliti tidak boleh mengabaikan
dokumen-dokumen semacam ini.
3. Foto
Foto sudah banyak dipakai
sebagai alat untuk penelitian kualitatif, bisa menghasilkan data deskriptif
yang berguna untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisa
secara induktif.
Ada
dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu
foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri[8]
Foto
tentang orang dan latar penelitian, album foto keluarga, album foto suatu
instansi dan sekolah. Latar penelitian dalam foto dapat diamati dengan teliti.
Foto dapat memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah orang-orang di
dalamnya. Foto dapat menggambarkan
distribusi penduduk, lokjasi geografis, sistem persekolahan, dan lain-lain.
Ada
beberapa catatan yang perlu diingat oleh peneliti jika menggunakan foto sebagai
sumber data tambahan. Pertama, peneliti hendaknya mempunyai kemampuan khusus
untuk itu, selain itu, kamera foto yang digunakan harus khusus sehingga foto
itu menampakkan detail. Peneliti juga harus mengingat etika penelitian,
terutama jika foto akan disertakan dalam publikasi harus disepakati atau
disetujui oleh subjek.
4. Data Statistik
Peneliti kualitatif sering juga
menggunakan data statistik yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan
bagi keperluannya. Statistik misalnya dapat membantu memberi gambaran tentang
kecenderungan subjek pada latar penelitian. Mempelajari statistik dapat
membantu peneliti memahami persepsi subjeknya. [9]
C. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Pengumpulan
data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas
tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus
dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif. Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan
data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga
hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian demikian
sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk
mengambil kebijakan publik.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah
teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat
data yang valid dan reliable. [10]
Pengumpulan data adalah pencatatan
peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau
karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan
menunjang atau mendukung penelitian. Menurut Jhonson & Christensen (2000:
126), method of collection data is technique for physically obtaining data
to be analyzed in a research study. Metode pengumpulan data diartikan sebagai teknik untuk mendapatkan
data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi penelitian.[11]
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud
inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh
variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel
yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit
analisis sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat
pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang
dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel
yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting
dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan
pengukuran.
Terdapat
dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya. Untuk mengetahui
bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan
diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Kegiatan
pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian
pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan
peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji
hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Dalam
metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4).
diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami[12].
Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan
di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti
adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh
informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik
wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang
diperoleh.
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi
atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara
peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan
kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan
tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah
isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.
Byrne menyarankan agar sebelum
memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan
apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih
sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu
proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara[13].
Menurut Miles dan Huberman ada
beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:
1. The setting,
peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk
membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui
untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data,
waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
2. The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di
dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka,
pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
3. The events,
menyusun protokol wawancara, meliputi:
a)Pendahuluan,
b) Pertanyaan pembuka,
c) Pertanyaan kunci, dan
d) Probing, pada bagian ini peneliti
akan memanfaatkan hasil pada bagian kedua untuk membuat kalimat
pendahuluan dan pernyataan pembuka, serta hasil penyusunan pedoman wawancara
sebagai pertanyaan kunci.
4. The
process, berdasarkan persiapan pada bagian
pertama sampai ketiga, maka disusunlah strategi pengumpulan data secara
keseluruhan. Strategi ini Mencakup seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari kondisi,
strategi pendekatan dan bagaimana pengambilan data dilakukan[14].
Karena merupakan proses
pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi
yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa
tahapan yang harus dilalui yakni:
1. mengenalkan diri,
2. menjelaskan maksud kedatangan,
3. menjelaskan materi wawancara, dan
4. mengajukan pertanyaan[15].
Selain itu, agar informan dapat
menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka
berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat
sebagai berikut;
1. Ciptakan suasana wawancara yang kondusif
dan tidak tegang,
2. Cari waktu dan tempat yang telah
disepakati dengan informan,
3. Mulai pertanyaan dari hal-hal
sederhana hingga ke yang serius,
4. Bersikap hormat dan ramah
terhadap informan,
5. Tidak menyangkal informasi yang
diberikan informan,
6.Tidak menanyakan hal-hal yang
bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masalah/tema
penelitian,
7. Tidak bersifat menggurui terhadap
informan,
8.Tidak menanyakan hal-hal yang
membuat informan tersinggung atau marah,
9. Sebaiknya dilakukan secara
sendiri,
10 Ucapkan terima kasih setelah
wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum
lengkap[16].
Setidaknya, terdapat dua jenis
wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana
peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung
dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan
berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti
menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda
dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana
tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar
pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga
suasana terasa kaku.
Jika ingin mendapatkan file yang dilengkapi dengan pemformatan Artikel Ilmiah, dilengkapi Pendahuluan, Daftar Isi, Footnote, dan Daftar Pustaka, dapat di download DI SINI
b.
Observasi
Observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan
kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman,
pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,
kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi
dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian.
1. Jenis Jenis
Observasi
Bungin mengemukakan beberapa bentuk
observasi, yaitu:
a). Observasi partisipasi,
Observasi partisipasi adalah (participant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti
terlibat dalam keseharian informan
b). Observasi tidak terstruktur,
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya
berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan
c). Observasi kelompok.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok
tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
Brodie membagi jenis-jenis observasi menjadi 9 jenis[17],
yaitu :
a). Magic
moments Disebut Magic moments ataupun momen
ajaib karena pada prakteknya teknik ini dengan menuliskan apapun perkembangan
yang terjadi pada yang diamati. Baik itu dicatatan tempel, binder, ataupun
tempat yang disediakan untuk mencatat. Persiapan untuk melakukan teknik ini
tidak terlalu lama hanya memerlukan alat untuk catat-mencatat. Kelebihan dari jenis
ini adalah mudah untuk digunakan dan menangkap setiap momen. Kelemahannya
adalah observer harus mengamati objek sepenuhnya karena jenis ini mencatat
setiap perkembangan yang terjadi.
b). Learning stories Sesuai namanya, jenis observasi ini objek diberikan sebuah cerita
khusus yang positif dan diobservasi berdasarkan kriteria ketertarikan ,
keterlibatan, kegigihan, komunikasi dan tanggung jawab. Waktu untuk melakukan
metode ini bisa dibilang cukup memakan
waktu karena harus menyiapkan lembaran kerja, cerita dan barang-barang yang
diperlukan. Namun, kejadian-kejadian yang terjadi bisa digambarkan secara
deskriptif, detail dan tertulis.
c). Narative Observasi ini berisikan catatn tertulis atau serangkai peristiwa
yang terjadi pada objek. Idealnya, observer juga merekam objek agar mendapatkan
verbatimnya. Kelebihan jenis ini adalah detail dan dapat difokuskan pada suatu
perkembangan. Kelemahannya adalah membutuhkan perhatian lebih dari observer
kepada objek tersebut.
d). Time Sample Observasi jenis ini berarti dilakukan dengan waktu yang berjangka
baik lima menit sekali, sejam sekali, ataupun waktu lain yang memungkinkan.
Kelebihan jenis ini lebih mengetahui dominan ketertarikan objek. Kelemahannya
harus mengetahui dengan tepat observasi di waktu keberapa dan mungkin
mebutuhkan observer lain.
e). Tracking Observasi jenis ini membutuhkan pengaturan tempat karena akan
memantau objek akan pergi ketempat yang mana ataupun barang apa yang sering
digunakan untuk mengetahui ketertarikannya. Kelebihannya adalah mengetahui
tempat dan barang yang mendominasi objek tersebut. Kelemahannya mungkin
membutuhkan observer lain karena jenis ini cukup detail.
g). ABCD ABCD merupakan kepanjangan dari Antercedent, Behavior,
Consequence dan Decision. ABCD digunakan untuk mengamati A
(Pencetus tingkah laku), B ( Tingkah laku), C ( Konsekuensi), dan D (
Keputusan). Kelebihan jenis ini adalah pengamatan perilaku menjadi suatu alur
yang jelas dan konkret. Kelemahannya observer perlu mempertimbangkan dengan
baik pencetus perilaku serta konteks perilakunya.
h). Photographs
and vidio Sesuai namanya, berarti mendokumentasikan
kejadian yang terjadi selama mengamati objek. Kelebihannya adalah merekam
segalanya dan bisa direview nanti serta objek mungkin juga bisa menikmati
reviewnya. Kelemahannya mungkin akan bermain-main dengan kamera apabila tahu
didokumentasikan dan membutuhkan kemampuan khusus untuk mengambil spt tertentu.
i). Focus
Child Jenis ini satu atau dua orang diruangan
akan dipilih sebagai observasi . Beberapa observer menyiapkan catatan dengan
mengamati anak yang sama diselama waktu
observasi. Metode ini hanya digunakan satu kali untuk satu atau dua anak.
Kelebihannya mendorong untuk setiap orang diobservasi dan keobyektifan data.
Kelemahanya mungkin beberapa observasi hasilnya akan sama dan ada seseorang yang mungkin sedang underperform saat sedang diobservasi.
Sugiyono, dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif.[18]
observasi dibagi dari beberapa segi, diantaranya :
1. Dari segi pelaksanaan pengumpulan data
a. Observasi
Berperan Serta ( participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan seharihari
orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan partisipan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak.
b.Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
2. Dari segi instrumentasi yang digunakan
a. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi
observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti
menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
b) Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah
observasi yang tidak 12dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang telah diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan
2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Observasi
a) Pemilikan
pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi
b) Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
c) Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
d) Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan
mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala
tanpa klasifikasi tingkatannya.
e) Pengamatan
dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis, maksudnya diusahakan
agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari pengamatan.
f) Pencatatan
setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi[19].
c. Langkah-langkah observasi
Dalam bukunya, Asesmen Teknik Nontens dalam Perspektif bk Komprehensif.[20] Komalasari membagi pengamatan menjadi tiga bagian, yaitu penyusunan pedoman pengamatan, pelaksanaan
pengamatan serta analisis hasil pengamatan yang diuraikan sebagai berikut :
1. Penyusunan
Pedoman Pengamatan
a) Menetapkan tujuan pengamatan
b) Menetapkan jenis pengamatan dan pengumpulan data berdasarkan
jenis-jenis pengamatan15
c) Melakukan
uji coba pedoman pengamatan dengan teknik interrater reliability
2. Pelaksanaan pengamatan
a) Menetapkan sasaran
b) Menetapkan
jadwal dan tempat pengamatan
c) Menetapkan jumlah pengamat
d) Mempersiapkan alat yang diperlukan
e) Memusatkan
pada objek pengamatan
f) Menutup
pengamatan dengan membuat kesimpulan bersama seluruh
pengamat
3. Analisis pengamatan
a) Hasil pengamatan dikumpulkan
b) Setiap pengamat melakukan penskoran
c) Hasil
pencatatan maupun perekaman diidentifikasi dan dikelompokan menjadi tema-tema
umum
d) Bersama-sama melakukan analisis dan sintesis hasil pengamatan
serta menarik kesimpulan guna mengurangi bias hasil dan menjaga obyektivitas
pengamatan.
d. Keuntungan Menggunakan Observasi sebagai Teknik PEngumpulan Data
1. Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian (yang
diobservasi), karena mereka tidak harus mengerjakan apa-apa. Observant (yang
diobservasi) dapat melakukan seperti yang ia kerjakan sehari-hari tanpa harus
dibuat-buat, dan observer mengamati serta mencatatnya pada alat observasi.
2. Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai
alat utama pengumpul data, melainkan alat lain yang lebih praktis yang efisien,
bandingkan dengan wawancara yang menuntut kemampuan peneliti untuk mengungkap
pendapat atau opini subjek penelitian.
3. Data yang diperoleh melalui observasi akan lebih akurat dan
objektif sebab subjek penelitian akan melakukan dan bekerja apa adanya.
4. Observasi dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data yang
diperoleh dengan teknik lain seperti wawancara dan angket.
e. Kelemahan Menggunakan Observasi sebagai Teknik Pengumpulan Data
1. Banyak hal atau gejala-gejala tingkahlaku yang tidak dapat
diungkap dengan observasi (tidak dapat diamati), terutama hal-hal yang bersifat
pribadi dan bersifat rahasia.
2. Bagi observant (yang
diobservasi) yang mengetahui bahwa dirinya sedang diamati (diobservasi), ada
kecenderungan melakukan kegiatan yang dibuatbuat dan berpura-pura sehingga
tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
3. Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka
akan sulit bagi observant untuk bertindak secara objektif[21].
4. Hasil pengamatan pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada
waktu lain
5. Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan ketepatan hasil
pengamatan perlu dilakukan beberapa kali sehingga memerlukan waktu yang
panjang.[22]
Apabila disimpulkan, kelebihan observasi terletak pada kedalaman,
kesesuaian, serta ketepatan data yang dicapai. Kelemahan observasi yaitu hanya
bisa dilakukan keada satu orang , perlu dilakukan beberapa kali, dan bersifat
subyektif. Jadi penggunaan observasi memang perlu dipertimbangkan lagi dengan
memperhatikan tujuan, kedalaman data, sasaran waktu yang tersedia untuk
melakukan observasi.
c.
Dokumen
Selain melalui wawancara dan
observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam
bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik
untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak
bermakna.
Meleong
mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi
dokumentasi[23],
yaitu:
1.
Dokumen Pribadi
a)
Catatan harian (diary)
b)
Surat Pribadi
c) Autobiografi
2. Dokumen Resmi.
a)
dokumen internal.
Berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat yang
digunakan di kalangan sendiri
b) dokumen eksternal
berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial
seperti majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan ke media masa.
d. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah
lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu
upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi
untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang penelit[24]i.
Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2020 di mana nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran bahasa Arab rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara
subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas
beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan
akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
Focus Group Discussion
(FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian
kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah
kelompok.
Ada
beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan FGD. Pertama, jumlah
FGD berkisar antara 5-10 orang. Kedua, Peserta FGD harus
bersifat FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok.
Ada
beberapa kepentingan mengapa peneliti melakukan FGD, antara lain:
a.
Jika peneliti membutuhkan pemahaman lebih dari satu sudut pandang,
b. Jika terjadi gap komunikasi antar kelompok,
c. Untuk menyingkap suatu fakta secara lebih detail
dan lebih kaya,
d. Untuk keperluan verifikasi
Jika ingin mendapatkan file yang dilengkapi dengan pemformatan Artikel Ilmiah, dilengkapi Pendahuluan, Daftar Isi, Footnote, dan Daftar Pustaka, dapat di download DI SINI