BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke
sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu,
untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata
tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan,
terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
Tapi, suatu pendapat
mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat tahu, tapi
tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia
bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia, sebagian
manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi
kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka
berbicara.
Dalam
perkembangan dunia filsafat terutama dalam dunia filsafat ilmu hakikat-hakikat
kebenaran sangat penting dan berperan sekali terhadap mencari kebenaran
tersebut di dalam suatu masalah pokok. Setiap kebenaran harus diserap oleh
kebenaran itu sendiri serta kepastian dari pengetahuan tersebut, dari suatu
hakikat kebenaran merupakan suatu obyek yang terus dikaji oleh manusia terutama
para ahli filsuf, karena hakikat kebenaran ini manusia akan mengalami pertentangan
batin yakni konflik psikologis.
B.
Rumusan dan Batasan Masalah
1.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka penulis dapat mendeskripsikan rumusan masalahnya
sebagai berikut:
a.
Apa
itu ilmu pengetahuan?
b.
Dari
mana sumber ilmu pengetahuan?
c.
Apa
fungsi ilmu pengetahuan?
d.
Apa
definisi hakikat/kebenaran?, dan
e.
Apa
saja teori-teori kebenaran?
2.
Batasan Masalah
Dari Latar
Belakang dan Rumusan Masalah di atas, maka dapat ditetapkan bahwa batasan
masalahnya adalah sebagai berikut
a.
Pengertian
ilmu pengetahuan
b.
Sumber
ilmu pengetahuan
c.
Fungsi
ilmu pengetahuan
d.
Pengertian
hakikat/kebenaran
e.
Teori-teori
kebenaran.
C.
Tujuan penulisan
Dari
beberapa batasan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan
makalah ini di antaranya adalah:
1.
Untuk
memperkaya khasanah keilmuan bagi mahasiswa dan calon guru pada khususnya.
2.
Untuk
mengetahui mendapat pengetahuan secara pasti apa itu ilmu pengetahuan,
kebenaran, dan bagaimana teori-teori kebenarannya.
3.
Sebagai
pelengkap tugas mata kuliah filsafat umum yang dibimbing oleh bapak Salman
Al-Farsyi, S.Pd.I.,MA.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ilmu Pengetahuan
1.
Pengertian
Ilmu
pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki kaitan
yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh
sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan
erat. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan definisinya memang sebenarnya
tidak semudah yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu
pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu
pengetahuan itu.
Ilmu
Pengetahuan merupakan gabungan dua kata “Ilmu” dan “Pengetahuan”. Ilmu diartikan
sebagai pengetahuan.[1]
Lebih dalam lagi pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
yang mengartikan ilmu sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.[2]
dalam bahasa Inggris kata “ilmu” dapat ditemukan dengan kata “Knowledge”
dan “Science”. yang mana konowledge diartikan dengan: “Information,
understanding and skills gained through Education or exprience”[3]
sementara Science dapat diartikan sebagai: “Knowledge abaut the
structure and behaviour of the natural and pyisical word”.[4]
Menurut
Quroish Sihab, kata ilmu dalam berbagai bentuk terdapat 854 kali dalam al-Qur’an.
kata ini digunakan dalam proses pencapaian tujuan. ilmu dari segi bahasa
berarti kejelasan. jadi, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang jelas tentang
sesuatu..[5]
kemudian
yang kedua adalah pengetahuan, Menurut Ensiklopedi Wikipedia, pengetahuan
adalah informasi atau maklumat yang diketahui seseorang. Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma
masakan tersebut.[6]
2.
Sumber dan Fungsi Ilmu Pengetahuan
Sumber utama
dari ilmu pengetahuan dalam Islam adalah Al-Qur’an.[7]
Yaitu kalam Allah yang diturunkan olehnya melalui perantaraan Mala’ikat Jibril
ke dalam hati Rasulullah Muhammad Bin Abdullah dengan lafaz yang berbahasa Arab
dan makna-maknanya yang benar, untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas
pengakuannya sebagai Rasulullah.[8]
atau, kebenaran yang langsung disampaikan Tuhan kepada salah seorang hamba-nya,
yang dipilih-nya, yang disebut rasul atau nabi.[9]
Adapun fungsi
ilmu pengetahuan secara umum adalah (1) untuk berubudiyah kepada Allah, (2) untuk
dapat membedakan yang hak dengan yang batil, yang salah dan yang benar, dan (3)
sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan kebahasaan hidup di dunia dan di
akhirat.[10]
B.
Hakikat/Kebenaran
1.
Pengertian
Hakikat
dengan kebenaran merupakan kata yang bersinonim, bedanya adalah bahwa kebenaran
merupakan bahasa asli Indonesia, sementara hakikat merupakan bahasa yang
dipinjam dari bahasa Arab, kemudian dijadikan sebagai kosakata resmi dalam
bahasa Indonesia. hakikat diartikan sebagai: “yang sebenarnya; sesungguhnya;
kebenaran; kepunyaan sah”[11]
sementara kebenaran itu sendiri adalah keadaan yang cocok dengan keadaan yang
sesungguhnya.[12]
Aristoteles
mendefinisikan kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai
diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai
tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya.[13]
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia[14] ditemukan arti kebenaran, yaitu: 1. Keadaan
yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya); 2. Sesuatu yang benar
(sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya); 3. kejujuran, ketulusan hati; 4.
Selalu izin, perkenanan; 5. Jalan kebetulan. Selaras dengan Poedjawiyatna (1987:16) yang
mengatakan bahwa persesuaian antara pengatahuan dan obyeknya itulah yang
disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus yang dengan aspek obyek yang
diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.
Dalam definisi lain,
Kebenaran adalah suatu nilai utama di dalam kehidupan manusia, sebagai
nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia, artinya sifat manusiawi atau
martabat kemanusiaan selalu berusaha memeluk suatu kebenaran.[15]
2. Teori-teori Kebenaran
a. Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran
koherensi ini biasa disebut juga dengan teori konsitensi. Pengertian dari teori
kebenaran koherensi ini adalah teori kebenaran yang mendasarkan suatu
kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan
lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui kebenarannya.
Sederhananya dari teori ini adalah pernyataan dianggap benar apabila bersifat
koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh
teori koherensi ini adalah pelajaran matematika. Menurutnya, matematika ialah
bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori
koheren. Sistem matematika disusun atas beberapa dasar pernyataan yang dianggap
benar yakni aksioma. Dengan mempergunakan beberapa aksioma maka disusun suatu
torema. Di atas torema maka dikembangkan kaidah-kaidah matematika yang secara
keseluruhan merupakan suatu sistem konsitensi. Tokoh kebenaran koherensi ini
adalah Plato (427-347) dan Aristoteles (384-322.SM).[16]
b. Teori Kebenaran Korespodensi
Teori kebenaran ini
memiliki tokoh yang bernama Aristoteles, menurutnya sesuatu yang ada sebagai
tidak ada, atau tidak ada sebagai ada dan maksudnya adalah salah. Sebaliknya
mengatakan hal yang ada sebagian ada dan yang tidak ada adalah benar. Muncul
kebenaran sebagai persesuaian antara apa yang dilakukan atau dipikirkan dengan
kenyataan. Teori kebenaran korespodensi ini sangat penting sekali
antara lain adalah:
1) Teori ini sangat didukung oleh empirismeSangat menghargai pengamatan dan
pengujian empiris, teori ini lebih menekankan cara kerja pengetahuan
aposterion.
2) Teori ini menegaskan dualitas antara S dan O. Pengenal dan yang dikenal.
3) Teori ini menekankan bukti bagi kebenaran suatu pengetahuan. Bukti ini
bukannya hasil akal budi, atau hasil imajinasi akal budi, tetapi apa yang
disodorkan obyek melalui panca indera.[17] Menurut
Jujun S. Suriasumantri, teori ini memiliki pengertian suatu pernyataan jika
materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Teori korespodensi ini dipergunakan dalam cara
berpikir ilmiah. Penalaran teoretis berdasarkan logika deduktif jelas
mempergunakan teori ini.[18]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Quroish Sihab, kata ilmu dalam berbagai bentuk terdapat 854
kali dalam al-Qur’an. kata ini digunakan dalam proses pencapaian tujuan. ilmu
dari segi bahasa berarti kejelasan. jadi, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang jelas tentang sesuatu.
Sumber utama dari ilmu pengetahuan dalam Islam adalah Al-Qur’an.
Yaitu kalam Allah yang diturunkan olehnya melalui perantaraan Mala’ikat Jibril
ke dalam hati Rasulullah Muhammad Bin Abdullah dengan lafaz yang berbahasa Arab
dan makna-maknanya yang benar, untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuannya
sebagai Rasulullah. atau, kebenaran yang langsung disampaikan Tuhan kepada
salah seorang hamba-nya, yang dipilih-nya, yang disebut rasul atau nabi.
Adapun fungsi ilmu pengetahuan
secara umum adalah (1) untuk berubudiyah kepada Allah, (2) untuk dapat
membedakan yang hak dengan yang batil, yang salah dan yang benar, dan (3)
sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan kebahasaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Aristoteles mendefinisikan kebenaran adalah soal kesesuaian antara
apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan
salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan
sebagaimana adanya.
Teori-teori
Kebenaran
1. Teori Kebenaran Koherensi
2. Teori Kebenaran Korespodensi
B. Saran
Demi kecintaan
terhadap ilmu pengetahuan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Drajat. Zakiyah, t.th. Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsfat, Jakarta:
Bulan BintanG.
Hamid. Farida, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya:
Penerbit Apollo.
Kebung. Konrad, 2001. Filsafat Ilmu Pengetahuan,
Jakarta:Pustaka Raya.
Khallaf. Abdul Wahhab, 1994. Ilmu Usul Fiqh (Alih Bahasa :
Moh. Zuhri dan Ahmad Qarib). Semarang : Dina Utama.
Poerwadarminta. W.J.S., 2002.
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ramayulis dan Samsul Nizar, 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta
: Kalam Mulia.
Sihab. Quraish, 1999. Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan.
Suriasumantri. Jujun S., 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta:Karya Uni Press.
University. Oxfort, 2008. Oxfort Learners Pocket Dictionary, (Oxfort
University Prss
Anung, Mengenal Arti Sebuah Kata Kebenaran, http://anung.sunan-ampel.ac.id/?p=409 diakses tanggal 28 Oktober
2014 jam 17:12
wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. diakses tanggal 28 Oktober 2014
jam 17:12