menu melayang

MOTIVASI SUPERVISOR



PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan persoalan vital bagi setiap segi kemajuan dan perkembangan manusia pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan dalam segi pendidikan maka akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa yang kearah lebih baik dan maju. Peningkatan kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan membutuhkan waktu yang panjang dan keterlibatan berbagai komponen dan elemen.
Dewasa kini banyak orang berbicara tentang
merosotnya mutu pendidikan. Di lain pihak banyak pula yang menggembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan pentingnya rekonstruksi atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran, ironinya sangat sedikit sekali para pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang berbicara mengenai soal pemecahan masalahnya (problem solving) perbaikan pendidikan dan pengajarannya agar lebih maju dan mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil dari pemerintah pusat Indonesia maka peran sekolah berkewajiban untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah merupakan faktor penentu, penggerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah, agar segala komponen yang di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, leader, motivator dan supervisor sekolah.

Guru memiliki peran yang sangat besar, besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan merupakan tantangan bila dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan masyarakat terhadap merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi refleksi bagi para guru yang tidak kompeten dan profesional. Guru profesional bukan hanya sekedar dapat menguasai materi dan sebagai alat untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat mentransformasikan pengetahuan, nilai dan kebudayaan kearah yang dinamis yang menuntut produktifitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing.
Dalam konteks ini sebenarnya guru yang kurang profesional sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain atau supervisor dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya seperti masalah kurang pahamnya tujuan pendidikan, tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional dan operasional. Sehingga peran guru yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan akan dapat tercapai jika semua permasalahan yang dihadapi oleh para guru dapat dipecahkan dengan baik. Dan seorang yang disebut supervisor yang mempunyai fungsi sebagai pembimbing, mengarahkan, membantu dalam hal ini adalah Kepala Sekolah (supervisor) yang setiap hari langsung berhadapan dengan guru.

B.     RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1.      Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Motivasi?
b.      Apa yang dimaksud dengan Supervisor ?
c.       Apa pengertian motivasi supervisor?
d.      Apa saja tanggung jawab supervisor ?
e.       Bagaimana Peran Supervisor sebagai Motivator?
f.       Apa Saja prinsip Motivasi sebagai seorang Supervisor?

2.      Batasan Masalah
a.       Pengertian Motivasi
b.      Pengertian Supervisor
c.       Pengertian Motivasi Supervisor
d.      Tanggung Jawab Supervisor
e.       Supervisor Sebagai Motivator
f.       Prinsip Motivasi Supervisor
PEMBAHASAN
MOTIVASI SUPERVISOR

            A.    Pengertian Motivasi
Motivasi dalam bahasa Inggris “Motive”berasal dari kata “motion” yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Sedangkan  Sigmund feud mengatakan bahwa motivasi itu merupakan energi yang terdapat dalam diri seseorang.[1] dalam kamus lengkap psikologi yang diterjemahkan oleh kartini kartono menjelaskan “motive” (motif) adalah suatu keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju kepada satu tujuan atau sasaran.[2]
Mengenai motivasi, banyak para ahli yang mengemukakan pengertian yang berbeda-beda, di antaranya:
1.      Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya tujuan[3]
2.      Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan[4]
3.      Heinz Kock memberikan pengertian, motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu.[5]
4.      Dr. Wayan Ardhan menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipadang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.[6]
5.      Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat, bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.[7]

B.     Pengertian Supervisor
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan.[8] Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi.Dengan pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru.
Dalam pengertian lain, Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Dengan demikian hakikat supervisi pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak kepala sekolah kepada guru-guru dan personalia sekolah yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat. Disamping itu juga memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara efektif, disiplin, bertanggung jawab dan memenuhi akuntabilitas.Sedangkan yang melakukan supervisi disebut supervisor.[9]
Supervisor berasal dari Bahasa Latin “supervisor” yang berarti “memeriksa” atau “mengawasi”. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk menjuluki majikan dari sekelompok tukang. Dalam bahasa Indonesia, istilah supervisor disebut dengan “Penyelia”, yang berasal dari kata “selia” yang berarti “teratur rapi”; menyelia yang artinya “melihat” atau “mengawasi”.[10]
Supervisor pada umumnya berada di bawah koordinasi manajer tingkat madya (menengah). Supervisor-lah yang memikul tanggung jawab pelaksanaan. Seorang supervisor harus mengupayakan agar para pekerja (operator) dapat melaksanakan rencana dan kebijakan yang ditetapkan oleh para eksekutif dan manajer menengah. Seorang supervisor bertugas untuk merencanakan, memotivasi, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan karyawan non-manajerial pada tingkat operasi dari organisasi pendidikan atau perusahaan.
Supervisor atau Pengawas satuan pendidikan/sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan (Pandong, A. 2003).[11]Dalam satu kabupaten/kota, pengawas sekolah dikoordinasikan dan dipimpin oleh seorang koordinator pengawas (Korwas) sekolah/ satuan pendidikan.[12]



            C.    Pengertian Motivasi Supervisor
Dari berbagai pengertian motivasi yang telah di kemukakan di atas, dan juga beberapa pengertian tentang supervisor, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi supervisor adalah sesuatu yang menjadi dorongan bagi Pengawas satuan pendidikan/sekolah sebagai  pejabat fungsional yang berkedudukan untuk melaksanakan teknis dan melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Adanya seorang supervisor di suatu sekolah atau satuan pendidikan memang sangat diperlukan, hal ini dikarenakan adanya beberapa kekurangan dan kesenjangan yang dialami oleh beberapa guru yang masih memerlukan berbagai bimbingan secara kontinu demi memajukan pendidikan dan pengajaran yang dijabatnya.
Jabatan supervisor dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas lainnya yang telah ditunjuk pemerintah, baik dari kabupaten, provinsi, maupun dari pusat, yang keseluruhannya adalah untuk mencapai target standar nasional pendidikan, dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh.

           D.    Tanggung Jawab Supervisor
Yang pertama, harus mampu memotivasi. Tidak dalam bentuk ceramah atau nasihat-nasihat belaka. Motivasi yang diperlukan adalah yang berbentuk nyata alias konkret. Ia seyogyanya mampu membuat program sederhana yang memotivasi atau sekedar memimpin diskusi dengan hangat; atau bersedia menjadi ‘rekan curhat’ permasalahan yang dialami bawahannya. Saya teringat bukunya Patrick Lencioni yang berjudul The Three Signs of a Miserable Job. Disana ada kisah tentang seorang pria bernama Brian Bailey yang membuat beberapa program sederhana namun berefek dahsyat bagi seluruh anak buahnya. Ia memimpin sebuah tim kecil dalam sebuah restoran hingga terbentuk iklim kerja yang luarbiasa. Anda perlu membaca buku tersebut.
Sifat yang kedua adalah empati yang benar. Sebagai contoh bila ia mengetahui ada anak buahnya yang rajin tiba-tiba mlungker tidak memiliki semangat kerja maka ia akan memanggilnya kedalam ruangan dan menanyakan kenapa, bukan malah menegur atau memarahinya. Empati yang benar berarti memberikan jawaban atau kata-kata yang tepat untuk membangkitkan kembali gairah kerja. Jangan sampai ada anak buah yang mengeluh karena istrinya kabur dibawa lari seorang jutawan tampan, eh Anda malah mengatakan dengan santai : “Well, ambil sisi baiknya, saya yakin saat ini istrimu lebih bahagia. Sekarang saya mohon kembalilah bekerja dengan semangat”.[13]
Terakhir, sifat ketiga yang harus dimiliki Supervisor masa kini adalah menginginkan segala sesuatunya berjalan lebih baik. Kata ‘lebih baik’ sengaja saya garis bawahi sebab disitulah poin utama dari sifat ini. Supervisor ‘jadul’ mayoritas beranggapan kalau dirinya sudah menjadi pengawas yang baik bila segala hal yang menjadi tanggungjawabnya berjalan lancar. Apapun hal itu : proses produksi, jadwal penyaluran, sistem keamanan, alur kerja operasional, dsb yang berjalan lancar dan baik biasanya menjadi standar untuk dipenuhi.
Memang benar kalau memastikan segalanya berjalan lancar dan baik adalah tugas dan kewajiban Anda, tapi di masa sekarang itu saja tidaklah cukup. Anda harus memiliki mindset ‘lebih’ dalam bekerja. Tekad dan performance yang Anda tampilkan haruslah bagaimana segala sesuatunya berjalan lebih baik, lebih lancar, lebih aman, lebih efektif, lebih efisien, lebih cepat, lebih teratur, lebih mudah, dan ‘lebih-lebih’ lainnya. Untuk membuat sesuatu memiliki nilai lebih tidaklah harus memerlukan biaya yang besar. Terkadang bahkan tidak memerlukan biaya. Barangkali hanya dengan mengubah kebiasaan atau pola kerja yang sudah ada. Sederhana? Ya. Mudah? Belum tentu. Berpikir untuk mengupayakan sebuah keadaan berubah menjadi lebih baik memang tidak mudah, tetapi segala kemudahan yang tersedia tidak akan membuat kondisi menjadi lebih baik kalau kita tidak pernah memulai untuk memikirkannya.[14]
           E.     Supervisi Sebagai Motivator
        Supervisor yang kompeten adalah yang melaksanakan kewajibannya secara efektif. Untuk itu    
    perlu memiliki kompetensi-kompetensi (kemampuan) berikut :
1.      Supervisor harus orang yang beragama,agama membuat supervisor selalu ingat bahwa diatasnya masih ada yang berkuasa.Dengan demikian,supervisor akan mawas diri.
2.      Supervisor harus berperi kemanusiaan,ia tidak kejam,harus bisa merasakan perasaan orang lain dan bertindak manusiawi.
3.      Supervisor harus berperasaan sosial,ia harus membantu orang,ia harus menyampaikan ilmunya kepada orang lain,ia tidak boleh berpendirian “saya tidak akan memberitahu seluruhnya,yang ini saya simpan untuk sendiri “,ia juga harus rela bahwa suatu waktu lebih pandai darinya.
4.      Supervisor harus bertindak demokratis, artinya harus terbuka, memberikan kesempatan kepada orang lain mengemukakan pendapatnya. Supervisor harus mendengarkan pendapat orang lain. Supervisor harus sadar bukan hanya dia yang berhak mempunyai pendapat, tetapi orang lain juga. Supervisor harus menerima kenyataan bahwa ada kalanya pendapatnya tidak diikuti, tetapi sebagai supervisor ia tidak dapat selepasnya melepas tanggung jawabnya.
5.      Supervisor harus memiliki kepribadian yang simpatik artinya orang senang bertemu dan berbicara dengannya.Pada air mukanya dan gerak-geriknya dapat dilihat dan dirasakan bahwa ia senang didatangi.
6.      Supervisor harus terampil dan komunikasi,artinya teknik berkomunikasi harus dikuasainya,karena komunikasi merupakan titik tolak bagi pelaksanaan supervisi.Tidak adakomunikasi,berarti tidak ada kemungkinan berinteraksi,tidak ada interaksi kemungkinan tidak ada bawahan (Supervisi yang disupervisi) yang menerima secara sukarela pendapat supervisor.

           F.     Prinsip Motivasi Supervisor
Seorang supervisor dalam melakukan supervisi sebagai tugas harus memperhatikan dan mampu menerangkan hasil penemuan (riset) Sedangkan menurut Sahertian,[15]prinsip supervisi  dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.      Prinsip Ilmiah (Scientific): Kegiatan supervisi  dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data,seperti angket,observasi,percakapan pribadi,dan seterusnya. Setiap kegiatan supervisi  dilaksanakan secara sisitematis,berencana dan kontinyu.
2.      Prinsip Demokratis: Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru didasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan hangat,sehingga guru merasa aman dalam menjalankan tugasnya.
3.      Prinsip kerja sama: Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilahnya supervisi sharing of idea,sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama
4.      Prinsip Kontruktif dan Kreatif: Setiap guru merasa termotivasidalam mengembangkan kreasi dan potensi jika supervisi  mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara yang menakutkan.





PENUTUP
            A.    Kesimpulan
Motivasi dalam bahasa Inggris “Motive”berasal dari kata “motion” yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Sedangkan  Sigmund feud mengatakan bahwa motivasi itu merupakan energi yang terdapat dalam diri seseorang. dalam kamus lengkap psikologi yang diterjemahkan oleh kartini kartono menjelaskan “motive” (motif) adalah suatu keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju kepada satu tujuan atau sasaran.
Motivasi supervisor adalah sesuatu yang menjadi dorongan bagi Pengawas satuan pendidikan/sekolah sebagai  pejabat fungsional yang berkedudukan untuk melaksanakan teknis dan melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Supervisor berasal dari Bahasa Latin “supervisor” yang berarti “memeriksa” atau “mengawasi”. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk menjuluki majikan dari sekelompok tukang. Dalam bahasa Indonesia, istilah supervisor disebut dengan “Penyelia”, yang berasal dari kata “selia” yang berarti “teratur rapi”; menyelia yang artinya “melihat” atau “mengawasi”.
B.     Saran
Kami sebagai penulis apabila dalam penulisan dan penyusunan ini terdapat kekurangan dan kelebihan maka kritik dan saran dari pembaca dan pembimbing kami harapkan sehingga dalam pembuatan makalah yang selanjutnya lebih baik dari yang sebelumnya kami hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan sehingga tanpa dukungan dan saran pembimbing sangat jauh bagi kami untuk mencapai kesempurnaan.


DAFTAR PUSTAKA
A.. Sardiman, 1990, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali Pers
Ardhana. Waya, 1985, Pokok-pokok Jiwa Umum,Surabaya: Usaha Nasional
Arikunto. Suharsimi, 2004, Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta
F. Muid,Standar Pelayanan Pendidikan. Badan Diklat Depdagri & Diklat Depdiknas, 2003, PDF Format, Non-Publikasi
Kartono. Kartini, 1989, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta:Raja Wali Press
Kcok.Heinz, 1991, Saya Guru Yang Baik, Yogyakarta :Kanisius
Pandong, A.. Jabatan Fungsional Pengawas. Badan Diklat Depdagri & Diklat Depdiknas, 2003, PDF Format, Non-Publikasi
Rusyan. Tabrani, dkk, 1989, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remaja Rosdakarya
Sahartian. Piet A., 2008, Konsep dasar & tekhnik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Sarwono, 1982, Pengantar Psikologi, Jakarta:Bulan Bintang
Subari, 1994, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Syah.Muhibbin, 2002, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
http://priambodo71.wordpress.com/author/priambodo71/ diakses 27-8-2015, 15:12 WIB


Back to Top

Cari Artikel

Pengunjung Bulan Ini

x
x
Sebelum Download File Mari Berdonasi Dulu
Konfirmasi
x
Sebelum Download File Mari Berdonasi Dulu