menu melayang

STRATEGI KURIKULUM 2013 DAN PENILAIAN AUTHENTIC

strategi kurikulum 2013 dan penilaian authentic
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Dalam dunia pendidikan, kurikulum berperan aktif untuk membentuk karakter bangsa, melalui materi-materi hingga kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan di Sekolah ataupun di luar sekolah. Menurut sejarah, kurikulum berkembang mulai dari dipublikasikannya buku The Curiculum yang ditulis oleh Franklin Bobbit pada tahun 1918. Di Indonesia, kurikulum juga sudah dikenal sejak lama, yang terakhir kita dengar adalah kurikulum KTSP, KBK, dan sekarang di perbaiki lagi menjadi kurikulum 2013. Itu semua dilakukan adalah dengan dalih alasan kebutuhan masyarakat dan bangsa yang selalu berubah-ubah sesuai dengan zaman dan teknologi yang diganakan pada saat itu.
Dilihat dari konstruksi ilmu pengembangan kurikulum, maka kurikulum 2013 ini dikonstruksi dengan pendekatan elektif dari semua ideologi pendidikan yang ada mulai dari mazhab konservatif hingga progresive eksistensial. Artinya kurikulum 2013 meramu semua nilai – nilai keunggulan dari semua mazhab menjadi konstruksi baru. Hal ini bukan tanpa masalah , memadu padankan hal – hal yang bagus – bagus menjadi satu tentu punya resiko tersendiri, pepatah kuno menyatakan senjata yang hebat di tangan seorang yang tidak mahir tentu rentan menimbulkan masalah. Demikian pula dengan kurikulum 2013, tertama dalam strategi dan bentuk penilaian yang dikembangkan.
Kalaupun kita sepakat bahwa kurikulum 2013 ini lebih bagus dari KTSP problemnya justru terletak pada bagaimana kurikulum formal itu bisa diterjemahkan dalam bentuk kurikulum operasional. Pihak yang paling bertanggung jawab mengimplementasikan kurikulum formal menjadi kurikulum operasional adalah guru, sebagai pelaku utama dalam proses tersebut.
A. Batasan Masalah
Masalah kurikulum sangat banyak sekali dan bahasannya sungguh sangat kompleks dan mencakup berbagai priode perkembangan kurikulum. Namun dalam tulisan ini, penulis membatasi diri hanya membahas poin-poin tertentu, mengingat betapa singkatnya waktu, dan minimnya biaya. Maka dengan sengaja, penulis hanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan:
1. Inovasi Strategi Kurikulum 2013
a. Pengertian
b. Jenis strategi
2. Penilaian Authentik dalam Kurikulum 2013.
a. Pengertian
b. Model Penilaian authentik
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tulisan ini bertujuan untuk:
1. Khasanah keilmuan
2. Melatih diri dalam pembuatan karya ilmiah
3. Pengenalan terhadap kurikulum 2013
4. Referensi untuk calon pendidik
5. Melengkapi tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan yang dibimbing oleh Bpk: c.Dr. Pariadi. S.Pd.,M.Pd.
STAY YAPTIP Simpang Empat, 18 april 2014
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
INOVASI KURIKULUM 2013
A. Strategi Kurikulum 2013
1. Pengertian
Strategi dapat diartikan sebagai “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”[1] Strategi (strategy): plan intenden to achieve a partikular purpose.[2]
Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan[3]
Menurut Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner “strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi”.[4]
Penulis tidak akan banyak mengartikan kurikulum, karena bahsan ini sudah banyak dimuat oleh penulis sebelumnya. Penulis hanya akan membuat sebagiannya sebagai pengulangan. kurikulum Secara harfiyah berasal dari bahasa latin, curriculum yang berarti bahan pengajaran.[5] Kata kurikulum selanjutnya menjadi suat istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada sejumlah mata pelajaran yang ditempuh untuk mencapai suat gelar atau ijazah.
Oemar Hamalik (2013: 17) kurikulum adalah suatu perogram pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.[6]
Zakiyah Darajat (1992: 121) kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.[7]
2. Jenis Strategi
Kurikulum yang dibuat memang harus relevan dengan kehidupan sehari-hari dan guru harus mengupdate pengetahuannya. Bila guru mengajar di SMP, maka guru tersebut harus mampu mengikuti jiwa anak SMP dan mengikuti perkembangan zaman dan karakter anak. Oleh karena itu, kurikulum 2013 harus mempunyai dasar-dasar teori yang kuat sehingga mampu melahirkan pemimpin masa depan.
Prof. H. Arief Rachman, M.Pd mengatakan ada 4 perbedaan penekanan pesan antara kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya, yaitu:
a. Pada kurikulum sebelumnya, pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan (fokus pada kognitif), sedangkan pada kurikulum 2013 semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (fokus pada afektif/karakter)
b. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran (parsial pada KTSP), sedangkan pada kurikulum 2013 matpel diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai (holistik antar mata pelajaran)
c. Pada KTSP terjadi individual teacher, dan pada kurikulum 2013 terjadi team teaching
d. Evaluasi bersifat kuantitatif pada KTSP, sedangkan pada kurikulum 2013 evaluasi (proses) bersifat kuantitatif dan kualitatif.[8]
kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. oleh sebab itu kurikulum merupakan salah satu indikator untuk Suatu negara dikatakan maju apabila kualitas pendidikan nya baik.[9]
v Strategi penerapan kurikulum 2013
Dalam penerapan kuriklulum 2013, semua pihak telah dilibatkan untuk dapat meng-implemantasikannya dengan baik. Diantara strategi yang telah dilaksanakan adalah:
a. Pemerintah menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid
b. Pelaksanaan pelatihan guru yang dilakukan bertahap.
c. Perubahan tata kelola kurikulum 2013.[10]
v Strategi pembelajaran kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang lebih menekankan kompetensi siswa secara menyeluruh dan utuh, tidak diherankan lagi jika dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh kurikulum tersebut lebih berpusat terhadap keaktifan dan kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa, di antara strategi tersebut adalah:
Semua jenis pendekatan yang diungkapkan di atas adalah merupakan pembelajaran yang berpusat pada kompetensi siswa, baik yang bersifat kognotif, afektif maupun psikomotorik.
B. Penilaian Autentik dalam kurikulum 2013
1. Pengertian
Penilaian secara harfiah didefenisikan sebagai “proses; cara; perbuatan menilai; pemberian nilai”.[13] Sedangkan autentik adalah “dapat dipercaya; asli; tulen”.[14] Authentic: Know to be real or true.[15]
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Sedangkan Istilah Authentic merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Juga sebagai proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa, prestasi, motivasi, dan sikap pada kegiatan instructionally-relevan. Contoh teknik penilaian otentik meliputi penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian diri.[16]
Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.[17]
2. Model Penilaian Autentik
Penilaian autentik mengacu pada tugas penilaian yang menyerupai membaca dan menulis di dunia nyata dan di sekolah (Hiebert, Valencia & Afflerbach, 1994; Wiggins, 1993). Tujuannya adalah untuk menilai berbagai macam kemampuan keaksaraan dalam konteks yang sangat mirip situasi sebenarnya di mana kemampuan mereka digunakan.[18]
Juga disebut bahwa authentik adalah Suatu bentuk penilaian di mana siswa diminta untuk melakukan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilan penting - Jon Mueller[19]
Penilaian autentik cenderung untuk fokus pada tugas-tugas dikontekstualisasikan, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam lebih ' otentik pengaturan '. Contoh kategori penilaian otentik meliputi:
a. kinerja keterampilan, atau penggunaan berdemonstrasi dari pengetahuan tertentu
b. simulasi dan permainan peran
c. portofolio studio, strategis memilih item
Menurut Ormiston, "belajar otentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah".[20]
Kerangka kerja ini untuk penilaian dimulai desain kurikulum cara yang sama dimulai, dengan pertanyaan: Apa yang harus siswa dapat melakukan?[21] Setelah instruktur menjawab pertanyaan itu, mereka kemudian merancang sebuah rubrik untuk mengevaluasi seberapa baik seorang siswa menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Karena kebanyakan penilaian otentik memerlukan penilaian dari tingkat kualitas, mereka cenderung ke arah ujung subjektif dari skala penilaian. Rubrik merupakan "upaya untuk membuat pengukuran subjektif sebagai tujuan, jelas, konsisten, dan sebagai dipertahankan mungkin dengan secara eksplisit mendefinisikan kriteria yang kinerja atau prestasi harus dinilai."[22]
Seterusnya, penilaian otentik (Authentic Assessment) muncul dari penalaran dan praktek berikut:
a. Sebuah misi sekolah adalah untuk mengembangkan warga negara yang produktif.
b. Untuk menjadi warga negara yang produktif, seseorang harus mampu melakukan tugas-tugas yang bermakna di dunia nyata.
c. Oleh karena itu, sekolah harus membantu siswa menjadi ahli dalam melakukan tugas-tugas yang akan mereka hadapi ketika mereka lulus.
d. Untuk menentukan jika berhasil, maka sekolah harus meminta siswa untuk melakukan tugas-tugas bermakna yang meniru tantangan dunia nyata untuk melihat apakah siswa mampu melakukannya.
Dengan demikian, dalam Authentic Assessment, penilaian drive kurikulum. Artinya, pertama guru menentukan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh siswa untuk menunjukkan penguasaan mereka, dan kemudian kurikulum dikembangkan yang akan memungkinkan siswa untuk melakukan tugas-tugas dengan baik, yang akan mencakup akuisisi pengetahuan dan keterampilan penting. Ini telah disebut sebagai perencanaan mundur ( McDonald, 1992 ).[23] Secara utuh, penilaian authentic ini bertujuan untuk:
a. memberikan tindakan langsung;
b. menangkap sifat konstruktif pembelajaran;
c. mengintegrasikan pengajaran, pembelajaran dan penilaian; dan,
d. menyediakan beberapa jalur untuk demonstrasi.[24]
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara menyeluruh dan sistematis, mulai dari kegiatan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penerapan kuriklulum 2013, semua pihak telah dilibatkan untuk dapat meng-implemantasikannya dengan baik. Diantara strategi yang telah dilaksanakan adalah:
a. Pemerintah menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid
b. Pelaksanaan pelatihan guru yang dilakukan bertahap.
c. Perubahan tata kelola kurikulum 2013
Strategi pembelajaran kurikulum 2013
Penilaian autentik cenderung untuk fokus pada tugas-tugas dikontekstualisasikan, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam lebih ' otentik pengaturan '. Contoh kategori penilaian otentik meliputi:
a. kinerja keterampilan, atau penggunaan berdemonstrasi dari pengetahuan tertentu
b. simulasi dan permainan peran
c. portofolio studio, strategis memilih item
B. Saran
Demi khasanah keilmuan, dan kesempurnaan tulisan ini, kritikan, saran dan masukan dari saudara/i sangat dibutuhkan, buat kebaikan pemahaman kita di hari yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Darajat. Zakiyah dkk, 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Hamalik. Oemar, 2013.Kurikulun dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara,
Nata. Abuddin, 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Oxfort University, 2008. Oxfort Learners Pocket Dictionary. Oxfort University
Mueller, Jon. "How Do You Create Authentic Assessments?". diakses 16/04/14
web/kur. AUTENTIC/Google Terjemahan22.htm. diakses 16/04/14



[1] Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), Hlm
[2] Oxfort University, Oxfort Learners Pocket Dictionary, (Oxfort University Prss,2008), Hlm. 439
[5] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Hlm. 175
[6] Oemar Hamalik, Kurikulun dan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi aksara, 2013), Cet. XIII, Hlm. 17
[7] Zakiyah Darajat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi aksara, 1992), Hlm. 121
[13] Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Op. Cit. Hlm.
[14] Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ibid. Hlm.
[15] Oxfort University, Oxfort Learners Pocket Dictionary, (Oxfort University Prss,2008), Hlm. 24
[18] web/kur. AUTENTIC/Google Terjemahan22.htm. diakses 16/04/14
[21] Mueller, Jon. "How Do You Create Authentic Assessments?". diakses 16/04/14

Back to Top

Cari Artikel

Pengunjung Bulan Ini

x
x
Sebelum Download File Mari Berdonasi Dulu
Konfirmasi
x
Sebelum Download File Mari Berdonasi Dulu