menu melayang

INOVASI KURIKULUM 2013 DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

KATA PENGANTAR
Dengan Ucapan Syukur Kehadirat NYA.Mengawali Penulisan Makalah ini penulis melihat Dewasa ini Pendidikan Islam Khususnya telah menemukan berbagai hal dan rintangan yang dihadapi, Terdapat sejumblah landasan pemikiran yang akan penulis sampaikan sebagai Pengantar penulisan makalah ini ,diantaranya :
Pertama,dalam pembicaraan studi “Ilmu Pendidikan Islam”bahwasanya hal ini
merupakan terobosan suatu yang baru dan datang baru .ilmu ini juga muncul pada abad ke -20 yaitu pada saat pemikiran tentang perlunya meningkatkan dan pengembangan mutu pendidikan islam dengan berbagai aspeknya, yang salah satunya aspek evaluasi yang akan penulis bahas pada pembahasan ini nantinya.
Kedua ,awal tahun 2000- an ,penelitian terhadap ilmu pendidikan islam dengan berbagai aspeknya mulai dilakukan para ahli .hasil penelitian tersebut baspek –aspek yang ada dalam pendidikan islam itu sendiri khususnya pembicaraan masalah landasan pokok dan sebagai pijakan adalah Al-Qur’an dan Hadits .
Ketiga, hingga saat ini masih ada kerancuan dan kekacaun yang ada dalam melihat dasar pemikiran dan konsep yaang mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pendidikan islam ,yaitu proses penerapan dan proses yang ada pada sebuah teori.
Simpang Empat, 20, Februari 2014
20, R. Akhir 1435 H
Penulis Kelompok 09
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Pembahasan Penulis yang sesuai dengan Silabus yang penulis terima bahwa pembicaraan berfokus pada sebuah masalah pendidikan islam yaitu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan pada hari ini masih terjadi berbagai kekacauan dan ketidak sesuaian di lapangan. hal ini disebabkan karena pendidikan di Indonesia belum terencana dengan baik terkonsepkan atau belum terdesain dengan baik. berbagai lembaga pendidikan islam yang menyelenggarakan pendidikan secara umum nya, untuk itu perlu adanya Inovasi yang prospeknya serta pengambilan perubahan paradigma pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tersebut yang pada umumnya terjadi kesenjangan dan tidak kesesuaian dengan teori-teori yang ada. hal inilah yang akan penulis bahas untuk mengantisifasi ini maka perlu memahami secara utuh kebijakan pemerintah yang salah satunya kebijakan yang berhubungan dengan kurikulum terbaru,itu itu perlu dilihat dengan salah satu konsep kurikulum Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan Scientific”.
B.   RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang dapat diketahui bahwa kurikulum adalah sesuatu yang mesti disusun dengan baik agar tujuan pendidikan nasional itu dapat dicapai dengan mudah oleh seluruh anak bangsa. Terkhusus pada tulisan ini, penulis hanya akan membahas tentang kurikulum 2013, yang berkaitan tentang:
1. Aspek Perubahan Kurikulum 2013
2. Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientifik
Kedua bahasan tersebut diharapkan akan memperdalam pengetahuan kita dalam bidang kurikulum yang saat ini diarahkan dan digiatkan untuk mengaplikasikannya di setiap sekolah-sekolah di Indonesia.
C.   TUJUAN PENULISAN
1. Makalah ini sebagai wujud mempersiapkan pembelajaran bagi pendidikan agama islam yaitu para Mahasiswa Jurusan Tarbiyah pada STAI -YAPTIP ,
2. Agar Guru dan para politikus pendidikan memahami arti konsep PAI dalam lingkup inovasi dan prospektif pendidikan yang diharapkan adanya pemikiran dan perubahan inovatif agar tetap digarda depan perubahan.
3. Agar sumber daya manusia nya dipersiapkan untuk selalu siap dengan kondisi yang semakin menglobal dan sarat dengan tantangan sebagai langkah awal Untuk selalu mengimbangi antara IPTEK dengan SDM
4. Memenuhi tugas kelompok perkuliahan MK Inovasi dan Prospektif Pendidikan Dosen c.Dr.PARIADI,S.Pd.,M.Pd.
BAB II
PEMBAHASAN
ASPEK PERUBAHAN KURIKULUM 2013
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum pertama kali dipakai pada dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno yang berasal dari kata curir atau curere. Saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.[1]
Kurikulum merupakan pedoman, terutama bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Kurikulum bersifat dinamis dan karenanya selalu disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat dan siswa itu sendiri serta teori-teori belajar mengajar.[2]
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.[3]
Kurikulum menurut pengertian modern adalah segala pengalaman dan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa agar mencapai tujuan, dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar. Baik berlangsung di kelas maupun di luar sekolah.[4]
Oemar Hamalik (2013: 17) kurikulum adalah suatu perogram pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.[5]
B. Landasan Perubahan Kurikulum 2013
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Hal ini dilandasi beberapa alasan, antara lain:
1. Guru yang selama ini bertugas menjadi pendidik ternyata tidak mampu membuat kurikulum sendiri sehingga KTSP tidak berjalan sempurna.
2. Sejak tahun 1984 aspek pembelajaran di sekolah lebih didominasi oleh aspek kognitif. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dilupakan.
3. Pendidikan yang dijalankan di Indonesia selama ini lebih ditekankan pada  ilmu (study) bukan belajar (learn). Oleh karena itu, pendidikan karakter kebangsaan menjadi terabaikan.[6]
Pada kurikulum 2013 ini nantinya akan memunculkan 3 jenjang kurikulum, yakni:
1. Kurikulum tingkat nasional yang disosialisasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kurikulum daerah yang disosialisasikan oleh setiap daerah. Dalam hal ini pendidikan muatan local tetap dijalankan.
3. Kurikulum yayasan, misalnya yayasan PGRI, Muhamadiyah, Tamansiswa dan lain-lain. Kurikulum yayasan ini sifatnya tidak memaksa, artinya boleh dijalankan boleh tidak.[7]
Dalam kurikulum 2013 ini pendidikan karakter kebangsaan yang selama ini terbaikan akan dimunculkan kembali di setiap matapelajaran. Sehingga semua guru harus mampu mengintegrasikan pendidikan karakter kebangsaan ini pada mata pelajaran yang diampunya.  Kurikulum 2013 “memaksa” guru untuk memiliki kompetensi pedagogic berbasis TIK sehingga pembelajaran di sekolah menjadi lebih menyenangkan.
Para ahli menyampaikan bahwa “Melalui kurikulum 2013 semua potensi peserta didik akan dikembangkan.” Misalnya kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, sosial maupun kecerdasan spiritual. Dengan kurikulum baru ini peserta didik tidak hanya mendapatkan pendidikan dari aspek kognitif saja, namun juga akan mendapatkan aspek afektif dan psikomotorik.
Pengembangan kurikulum 2013 yang bertemakan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi, menjadi motivasi perubahan kurikulum tersebut. Inti dari kurikulum 2013, ada upaya penyederhanaan dan tematik-integratif.[8]
Gambaran umum konsep inti Kurikulum 2013[9] diantaranya :
o Bahwa Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
o Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.
o Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
o Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
o Dimana hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, (Observing) menanya (Questioning), menalar (Associating) , mencoba (Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran.
Dengan demikian Implementasi Kurikulum 2013 disekolah SMA/SMK yang benar-benar murni menggunakan Kurikulum 2013 hanya 3 Mata Pelajaran yaitu Matematika, Sejarah Indonesia dan Bahasa Indonesia. Selain ke 3 Mata Pelajaran tersebut sekolah MASIH TETAP menggunakan KTSP namun dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dan Integrasi Ke-3 Ranah.
INOVASI KURIKULUM 2013 DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIK
A. Pengertian
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan,  dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode.[10] Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan   bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi penerapan metode ilmiah.
Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan   pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.[11]
B. Konsep Pendekatan Scientifik
Kurikulum 2013 dengan pendekatan Scientifik adalah suatu pendekatan yang berkonsep kepada, antara lain:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.[12]
C. Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi[13]. Perhatikan diagram berikut.
clip_image002
pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
6. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi:
1. Observing
2. Questioning
3. Assosiating
4. Exprimenting
5. Networking[14]
clip_image004
Langkah-langkah pendekatan Scientifiec
Dengan demikian, pendekatan Scientifik adalah suatau pendekatan yang mengajak peserta didik aktif dalam menemukan pengetahuannya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Hal ini dilandasi beberapa alasan, antara lain:
4. Guru yang selama ini bertugas menjadi pendidik ternyata tidak mampu membuat kurikulum sendiri sehingga KTSP tidak berjalan sempurna.
5. Sejak tahun 1984 aspek pembelajaran di sekolah lebih didominasi oleh aspek kognitif. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dilupakan.
Pendidikan yang dijalankan di Indonesia selama ini lebih ditekankan pada  ilmu (study) bukan belajar (learn). Oleh karena itu, pendidikan karakter kebangsaan menjadi terabaikan.
Dalam kurikulum 2013 ada yang disebut dengan pendekatan Scientifik yaitu : konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan   bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi penerapan metode ilmiah
B. SARAN-SARAN
Dalam Penulisan Makalah ini tentunya tidak luput dari ketidaksesuaian dengan ketentuan yang disesuaikan,untuk perbaikan dan Khazanah Ilmu kedepannya.Saran –Saran sangat dibutuhkan!.......
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik. Oemar, 2013.Kurikulun dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara,
Kemendiknas, Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. 2012. Bandung : Citra Umbara.
Samin. Mara, 2011. Telaah Kurikulum. Bandung:Citapustaka Media Perintis.
Sanjaya. Wina, 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Yusran .A. Tabrani. 1992. Strategi Penerapan Kurikulum di Sekolah. Jakarta : Bina Mulia.




Back to Top

Cari Artikel

Pengunjung Bulan Ini

x
x
Sebelum Download File Mari Berdonasi Dulu
Konfirmasi
x
Sebelum Download File Mari Berdonasi Dulu